Angin bertiup ke mana ia mau,
aku mendengar bunyinya,
tetapi .....
tahukah aku dari mana ia datang??
ke mana ia pergi??
yang bertiup itu..
senantiasa bertiup
walau kadang tiada tertiup
tetap ada
tetap kurasakan
Wujudnya??
tiada pernah aku melihat
tiada pernah aku bersua
tiada kutahu dia berwarna
tiada kutahu dia berwujud
Aromanya??
kadang aku menciumnya
kadang aku menyukainya
tak pelak pula aku membencinya
tapi... apakah aromanya sesuai dengan penciumanku
Angin.. oh angin
itu kadang hanya udara yang bergerak
walau kutak pernah melihat udara itu
yah, dari otak-otak manusia
kutahu itu udara yang bergerak
Angin..
aku bangga padamu
kau beri aku refleksi sederhana
mengenalNya yang tak tersamar
merasakanNya walau tak terjangkau inderaku
Angin,, pelajaran darimu
sungguh amat bermakna bagiku
Kau tak pernah menunjukkan batang hidungmu
namun tetap ada
ya, kau tetap ada
untuk menampakkan adaku
Angin.. terima kasih atas adamu
walau aku tak pernah melihatmu
namun, aku tahu, kau ada
ada bersamaku dan bersama adaNya
Ajar aku merasakan Dia
bantu aku mengalami Dia
Dia yang tak terlihat
Dia yang tak terwujud
Dia yang hanya mampu aku rasakan
Dia yang hanya mampu aku alami
walau tak pelak aku tersesat
Dia tetap ada dalam hidupku
Dia...
Yang membuat aku berada
yang berada bersama adaku
buat aku terus berada
berada di sini, saat ini
di jalan angin ini...
(Rwmngn, 090413-AS)
Selasa, 09 April 2013
Minggu, 07 April 2013
Sekedar bayangan
Kutatap wajah itu
wajah semu
dalam bayang kupandang
tiada berupa
tiada kutahu
itu siapa
untuk aku??
tiada kutahu
aku hanya melihat
wajah sekedar bayang
menghias bayangan semu
entah itu di mana
aku tetap mencari
walau sekedar bayang
dalam bayangan semu
untuk menemukan
wajah asli
di balik bayang nan samar
Entah kapan
itu akan terjadi??
wajah semu
dalam bayang kupandang
tiada berupa
tiada kutahu
itu siapa
untuk aku??
tiada kutahu
aku hanya melihat
wajah sekedar bayang
menghias bayangan semu
entah itu di mana
aku tetap mencari
walau sekedar bayang
dalam bayangan semu
untuk menemukan
wajah asli
di balik bayang nan samar
Entah kapan
itu akan terjadi??
Rabu, 31 Oktober 2012
Dia yang di jalan itu
Aku mennelusuri siangnya malam itu
kulihat dia indah nian
tersenyum ramah menyapa dunia
siapakah yang akan menemaninya malam ini
coba aku bertanya tak juga pada dia
aku bertanya pada adaku
siapakah aku sampai aku bertemu dia
dia yang begitu mempesona
kuperhatikan terus dia yang teta tersenyum
meraih kretek filter dan menghisapnya
kuperhatikan dengan sebuah tatap penuh tanya
adakah itu membuatnya nikmat??
aku hanya terus bertanya
pada raga adaku sendiri
adaku tetap memberi tanya pada diriku
siapakah engkau??
dia mendekat
tersenyum dia menatap penuh seluruh
aku pun tersenyum
tiada kata terkata, sulit aku merangkai kalimat
dia memulai percakapan itu
tiada jawab langsung terlontar dari mulutku
hanya senyum kaku syarat tanya yang bisa aku tunjukkan
dia bertanya, aku pun bertanya kepada diriku sendiri
???????????????
????????
???
?
satu tanya dalam seribu keinginan
aku pun terus bergelut dalam kesendirianku
walau dia tetap berada di sampingku
tak kurang senyum manis di bibirnya
menghiasi kebingunganku dalam seribu tanya
akh.. dia
sampai kapan dia ada dan terus berada
menggoda ada yang tercipta buat aku dan dunia
walau dunia tidak mencari
dia tetap dicari
dia
demi dunia dan dia
demi aku dan dunia
yang tak pernah tahu siapa dia, dunia, dan aku
tetap berada di jalan itu
tiada orang tahu dia tetap tersenyum
dia tetap setia menemani aku dan dunia
yang bertanya pada dunia dan ada sendiri
memberi warna indah dan nikmat pada dunia
di akhir pertemuan itu
aku terhanyut dalam nasibnya
dia ada untuk aku tersenyum
walau senyum itu bukan miliknya
dia tersenyum dalam kedukaan mendalam
dia manis dalam kepahitan hidupnya
dia nikmat dalam aneka derita hidupnya sendiri
dia ada dalam keberadaan yang tiada rapuh
aku terdiam di akhir cerita
mengenang dia yang senantiasa setia
menebar senyum kehancuran
menampil wajah manis penuh sakit
akh siapakah yang mampu membawa dia
terbang menuju lautan ada nan indah
berjalan dalam kebenaran tiada sangkal
biar senyumnya suci tiada duka
lembut perawakannya tiada kemunafikan harta
tetap padamu adaku
aku alamatkan seribu satu tanya
pada raga tak kuasa
membawa aku, dia dan dunia
pada ada yang tercipta.. (AS, Jakarta 051211)
kulihat dia indah nian
tersenyum ramah menyapa dunia
siapakah yang akan menemaninya malam ini
coba aku bertanya tak juga pada dia
aku bertanya pada adaku
siapakah aku sampai aku bertemu dia
dia yang begitu mempesona
kuperhatikan terus dia yang teta tersenyum
meraih kretek filter dan menghisapnya
kuperhatikan dengan sebuah tatap penuh tanya
adakah itu membuatnya nikmat??
aku hanya terus bertanya
pada raga adaku sendiri
adaku tetap memberi tanya pada diriku
siapakah engkau??
dia mendekat
tersenyum dia menatap penuh seluruh
aku pun tersenyum
tiada kata terkata, sulit aku merangkai kalimat
dia memulai percakapan itu
tiada jawab langsung terlontar dari mulutku
hanya senyum kaku syarat tanya yang bisa aku tunjukkan
dia bertanya, aku pun bertanya kepada diriku sendiri
???????????????
????????
???
?
satu tanya dalam seribu keinginan
aku pun terus bergelut dalam kesendirianku
walau dia tetap berada di sampingku
tak kurang senyum manis di bibirnya
menghiasi kebingunganku dalam seribu tanya
akh.. dia
sampai kapan dia ada dan terus berada
menggoda ada yang tercipta buat aku dan dunia
walau dunia tidak mencari
dia tetap dicari
dia
demi dunia dan dia
demi aku dan dunia
yang tak pernah tahu siapa dia, dunia, dan aku
tetap berada di jalan itu
tiada orang tahu dia tetap tersenyum
dia tetap setia menemani aku dan dunia
yang bertanya pada dunia dan ada sendiri
memberi warna indah dan nikmat pada dunia
di akhir pertemuan itu
aku terhanyut dalam nasibnya
dia ada untuk aku tersenyum
walau senyum itu bukan miliknya
dia tersenyum dalam kedukaan mendalam
dia manis dalam kepahitan hidupnya
dia nikmat dalam aneka derita hidupnya sendiri
dia ada dalam keberadaan yang tiada rapuh
aku terdiam di akhir cerita
mengenang dia yang senantiasa setia
menebar senyum kehancuran
menampil wajah manis penuh sakit
akh siapakah yang mampu membawa dia
terbang menuju lautan ada nan indah
berjalan dalam kebenaran tiada sangkal
biar senyumnya suci tiada duka
lembut perawakannya tiada kemunafikan harta
tetap padamu adaku
aku alamatkan seribu satu tanya
pada raga tak kuasa
membawa aku, dia dan dunia
pada ada yang tercipta.. (AS, Jakarta 051211)
Sabtu, 08 September 2012
BERSAMA DALAM SEGALANYA: BUDAYA YANG MEMPERSATUKAN (Catatan Reflektif tentang Filosofi Hidup dan Lambang Budaya Masyarakat Kampung Naga)
A. Catatan Pembuka
Tertegun seolah tak percaya, melihat
situasi kehidupan Masyarakat Kampung Naga yang menganut pola tradisional di
tengah modernisasi zaman. Itulah secuil kesan pertama apabila seseorang
dihadapkan dengan situasi hidup dan keberadaan masyarakat di Kampung Naga.
Perkembangan teknologi dan kemajuan yang serba modern dan syarat dengan
permisifitas global rupanya tidak mempan berhadapan dengan corak hidup, pola
pikir, dan folosofi hidup orang Kampung Naga.
Perkampungan
tradisional yang Secara administratif kepemerintahan berada di Desa Neglasari
Kecamatan Salawu Kabupaten Tasikmalaya ini merupakan perkampungan adat yang
masih tetap memegang teguh adat
istiadat leluhur, meskipun berada di tengah-tengah kehidupan masyarakat yang
modern, dalam kehidupannya mereka masih tetap menjalankan kehidupan tempo
dulu. Masyarakatnya hidup dalam kesahajaan dan kebersamaan penuh dalam segala
bidang kehidupan.
Studi kualitatif sehari yang
dilaksanakan di Kampung Naga menjadikan saya mengamini ketegunan saya terhadap
realita tradisionalisme yang dianut penuh di tengah modernitas zaman. Pola
perkampungan, pola hidup, dan kepatuhan pada tradisi membuat kampung ini menjadi
kampung yang unik bila dibandingkan dengan perkampungan lainnya. Semuanya itu
membawa saya kepada permenungan yang mendalam tentang pentingnya kembali kepada
budaya asli. Membangun kebersamaan dalam segala lingkup kehidupan dengan
memaknai simbol-simbol budaya dan warisan tradisi nenek moyang.
Dalam refleksi sederhana ini, saya
mencoba mengulas indahnya kebersamaan dalam kehidupan masyarakat kampung Naga.
Khusunya dalam kepatuhan mereka terhadap pemimpin dan kesahajaan hidup bersama
yang berpatok pada tradisi dan filosofi hidup warisan nenek moyang kampung
Naga.
B. Filosofi Hidup Masyarakat Kampung
Naga
Setiap masyarakat tentu memiliki
filosofi hidup yang khas. Bahkan itu menjadi penanda yang membuat mereka
berbeda dengan masyarakat yang lainnya. Tentang hal ini, masyarakat kampung
Naga pun memiliki filosofi hidup yang khas dan terus terlestarikan.
Ketika tatap muka dengan pak Kuncen,
pemimpin di Kampung Naga, saya terkesan dengan ungkapan yang beliau selalu
katakan sebagai dasar dari suatu pentingnya menjaga kelestarian budaya yakni “rusak budayanya, rusak bangsanya”.
Secara pribadi, saya berpikir bahwa ungkapan ini sangat filosofis, dalam arti
memiliki makna yang dalam bagi corak pikir, corak hidup dan pola laku suatu
masyarakat. Budaya sebagai suatu pedoman, panduan hidup, tuntunan hidup,
demikian kata Kuncen harus terus menerus diwariskan dan dijaga kelestarian. Ini
secara praksis nyata dalam pewarisan tradisi yang selalu lestari dari satu
turunan ke turunan yang lain. Tradisi tersebut berkenaan dengan tradisi lisan,
karena tidak satu pun tradisi tertulis yang diwariskan dari nenek moyang
kampung Naga.
Tradisi-tradisi itu seperti
acara-acara adat, ibadat, pedoman pembuatan rumah dan tata letak kampung,
penghormatan terhadap tempat-tempat tertentu yang dianggap keramat dan
penghormatan terhadap para leluhur, budaya pemali. Semuanya tidak tertulis
dalam semacam buku pusaka atau dokumen tertulis, tetapi masyarakat tetap
menjaga kelestariannya. Semuanya diwariskan secara utuh dari angkatan yang satu
ke angkatan selanjutnya. Semuanya tidak dibiarkan rusak oleh praktik hidup
modern dan pengaruh globalisasi. Sungguh masyarakat adat kampung naga tidak mau
buadayanya hancur, karena kehancuran budaya juga berarti kehancuran hidup suatu
bangsa. Itulah sebabnya, mereka tetap melestarikan corak hidup mereka yang
sangat tradisional, tanpa merasa diri sebagai orang tradisonal yang kolot.
Setiap orang pasti akan kaget,
karena ketika ditanya soal sejarah terbentuknya kampung Naga, tidak ada satu
pun anggota masyarakat kampung naga yang akan menceritakannya. Mereka hanya
katakan saja bahwa itu adalah pemali untuk dikisahkan. Mereka hanya mengatakan
bahwa Kampung Naga, saat pertama dibangun bersama oleh nenek moyang mereka yang
dipimpin oleh Sembah Eyang Singaparna. Eyang Singaparna mewujudkan petunjuk
yang ada dalam mimpinya untuk membangun perkampungan seperti yang ada sekarang
ini. Tentang sejarah rinci bagaimana kampung itu dibangun, siapa-siapa yang
membangun, tahun berapa itu dibangun, dan untuk apa kampung itu dibangun, tidak
diketahui secara pasti dan lagi-lagi, itu pemali bagi mereka untuk dikisahkan.
Sungguh suatu bentuk kearifan lokal yang dijaga kelestariannya. Bagi mereka
tidak penting untuk orang mengetahui secara rinci tentang sejarah, tetapi yang
paling penting adalah bahwa mereka mewujudkan sejarah dalam hidup harian dengan
berpatokkan pada tradisi warisan nenek moyang.
Pada kesempatan lain, saya tertegun
merenungkan ucapan Punduh Kampung, Ki Ma’un yang menggambarkan tentang kepatuhan
dan kebersamaan dalam kehidupan masyarakat di Kampung Naga. Beliau mengatakan
bahwa ada prinsip hidup yang mewarnai kehidupan masyarakat Kampung Naga untuk
selalu bersama dalam segalanya. Prinsip itu ialah: Lakukan kalau diperintah, Berikan kalau diminta!
Prinsip hidup bernada perintah ini
rupanya menjadi semacam imperatif filosofis bagi masyarakat kampung Naga. Hidup
dalam kebersamaan, saling patuh dan saling berbagi. Menikmati secara bersama
hasil jerih lelah bersama. Hal ini menjadikan masyarakat kampung naga selalu
menganut pola hidup sederhana dalam kebersamaan. Mungkin lebih tepat boleh
dikatakan bahwa yang memiliki banyak tidak berkelimpahan, dan yang memiliki
sedikit, tidak berkekurangan. Seseorang memberi bukan karena berkelimpahan, dan
yang lain menerima bukan karena berkekurangan.
Sistem organisasi kampung yang
sangat absolut mengedepankan prinsip ini. Kekuasaan seorang pak Kuncen ialah
kekuasaan penuh, walaupun dalam pelaksanaanya beliau selalu berkonsultasi
dengan punduh adat dan punduh dusun yang berperan sebagai penasihat. Pak Kuncen
merupakan pemimpin tertinggi yang berkuasa untuk memutuskan segala persoalan
hidup dan segala sesuatu yang terjadi di Kampung Naga.
Meskipun memiliki pemimpin dalam
kampung, masyarakat kampung Naga tidak serta merta menolak aturan
kepemerintahan. Mereka sangat patuh terhadap pemimpin pemerintahan, sejauh itu
tidak bertentangan dengan tradisi dan aturan adat warisan nenek moyang di
Kampung Naga. Dari cerita pak Kuncen, punduh, dan masyarakat, diketahui bahwa
telah banyak usaha dari pemerintah agar fasilitas di Kampung Naga seperti
listrik, jalan raya, dan sarana modern lainnya dibangun dengan nuansa modern,
namun masyarakat menolaknya. Mereka lebih memilih hidup sederhana seperti nenek
moyang mereka dahulu kala. Menurut mereka, masyarakat kampung Naga bukanlah
objek yang harus diperhatikan secara khusus oleh pemerintah. Mereka masih sama
seperti masyarakat lainnya.
Situasi hidup dan keberadaan masyarakat
Kampung Naga yang sederhana dan tradisional ini tidaklah menjadikan pola pikir
mereka selalu terbelakang. Mereka juga memiliki corak pikir yang sangat modern
seperti masyarakat di kampung lainnya. Hal ini dapat dilihat dari kehidupan
perekonomian masyarakat. Bercocok tanam, walaupun masih menggunakan sarana
tradisional, seperti sekop, cangkul, tanpa traktor, mesin rontok padi,dan
lain-lain, tetapi mereka memiliki corak bertani yang amat modern. Demikianpun
dalam usaha perikanan air tawar, walaupun sederhana, tetapi hasilnya cukup
memuaskan. Selain itu juga ada kerajinan rakyat, berupa tas, sandal, kalung,
gelang, dan lain-lain merupakan hasil karya sendiri yang sudah sangat modern
bentuknya, walaupun dikerjakan dengan cara yang tradisional, tanpa bantuan
mesin/alat modern.
Untuk mempertahankan perekonomian
bersama, kampung Naga juga memiliki koperasi. Koperasi itu ialah koperasi
bersama yang hasilnya dinikmati semua orang dalam kampung Naga.
C. Kampung Naga, Simbol penuh Makna
demi Kebersamaan yang Lestari
Seperti yang diketahui bahwa sejarah
kampung Naga secara rinci tidaklah menjadi perhatian utama masyarakat kampung
Naga. Bagi mereka menceritakan sejarah itu adalah pemali, yang lebih penting
ialah memaknai sejarah dalam praksis hidup.
Bagi orang yang berasal dari luar
kampung Naga, tidak akan dikisahkan tentang sejarah terbentuknya kampung Naga
dan bagaimana perkembangannya dari era ke era. Untuk itu, sangat menarik bila
orang yang berasal dari luar kampung Naga mempelajari dan memaknai
simbol-simbol budaya yang ada dalam kampung Naga. Saya secara pribadi sangat
tertarik dengan hal ini. Menurut saya, Kampung Naga itu kaya simbol, dan bahkan
Kampung Naga itu sendiri adalah sebuah Simbol budaya yang kaya makna. Hal ini
dapat jelas terlihat dari model tata ruang wilayahnya, bentuk bangunan
rumahnya, dan bahan bangunan rumahnya yang semuanya sama, original, dan tertata
rapi dalam kesederhanaan. Rumah yang berbentuk panggung sangat dekat dengan
kosmologi ruang kehidupan manusia, bawah-tengah-atas yang mengisahkan tentang
buruk-netral-baik. Hal ini juga sama dengan tata letak kampung.
Timur-Tengah-Barat. Bagian timur dihuni oleh para dedemit dan roh jahat yang
mengganggu manusia, Bagian tengah adalah perkampungan dan bagian barat ialah
tempat keramat, Bumi Ageung, hutan lindung, dan makam Sembah Eyang Singaparna.
Tentang tata letak ini, Semuanya terlihat terarah kepada pusat perampungan
yakni Masjid dan Bumi Ageung. Ini menunjukkan bahwa masyarakat kampung Naga
selalu memusatkan hidupnya pada kuasa yang ilahi dan para leluhur mereka. Agama
dan budaya berjalan bersama dan diterapkan secara seimbang dalam kehidupan
mereka. Letak masjid yang berdampingan dengan Bumi Ageung menunjukkan bahwa ada
keterkaitan yang erat antara budaya, tradisi dengan agama dan kepercayaan
masyarakat kepada yang transendens. Sungguh kosmologi masyarakat Kampung Naga
merupakan suatu kosmologi teologis yang komprehensif, dalam arti bahwa kosmos
merupakan satu kesatuan ruang bagi Tuhan, leluhur, manusia, dan alam yang tidak
bisa dipisahkan satu dengan yang lainnya. Bila manusia tidak bersahabat dengan
lingkungan hidup (alam) itu sama artinya manusia memutuskan rantai persatuannya
dengan Yang Transendens (Tuhan) dan leluhur. Oleh karena itu, masyarakat
kampung Naga sangat menghormati alam. Pengrusakkan terhadap alam akan
menimbulkan malapetaka bagi manusia, dan itu harus dibuat acara adat untuk
mengembalikkan hubungan itu agar tidak terjadi bencana alam.
Selain tata letak yang menegaskan
kosmologi masyarakat kampung Naga, bentuk rumah yang diwakili oleh Bumi Ageung
merupakan suatu simbol budaya yang syarat makna. Bentuk segi empat, rumah
berpintu satu, searah, bahan dasar yang diambil dari alam, tanpa balutan
teknologi modern, atap yang berbentuk segitiga, bentuk rumah panggung, adanya
penanda mata angin yang ditaruh di depan pintu, merupakan lambang-lambang yang
penuh makna. Sebagai suatu tempat sakral, bumi ageung tidak boleh dimasuki oleh
orang lain, selain pak Kuncen, Punduh, dan seorang pemasak yang dipilih Kuncen
untuk memasak baginya saat acara adat. Ini menunjukkan penghormatan mereka
kepada Eyang Singaparna, leluhur mereka yang diyakini raib dari bumi namun
tetap hidup bersama keturunannya sampai kapanpun. Mereka merasa tidak layak
menginjakkan kakinya di rumah leluhurnya itu.
Rumah-rumah penduduk di kampung Naga
juga dibuat seperti Bumi ageung. Ukuran, bentuk, bahan dasarnya harus sama
untuk setiap rumah. Tidak boleh ada rumah tertentu yang dibuat modern. Semuanya
dijaga kelestariannya secara bersama-sama. Model rumah yang sama ini tidaklah
sekedar simbol yang tak memiliki makna, tetapi menunjukkan kebersamaan penuh
dari seluruh masyarakat kampung naga. Ini secara ekspisit khusus dilambangkan
dengan bentuk sudut atap rumah yang dilengkapi dengan dua kayu silang yang
membentuk seperti huruf V. Oleh masyarakat ini diterjemahkan sebagai Victori
(kemengan). Kemenangan itu adalah kemenangan dalam kebersamaan.
D. Catatan Akhir
Merefleksikan tentang situasi hidup,
tata letak kampung, dan keberadaan masyarakat kampung Naga sungguh merupakan
suatu refleksi penuh makna yang tidak akan berakhir. Saya berpikir itu
merupakan suatu pencarian tak berujung. Ini tidaklah disebabkan oleh kendala
budaya pemali yang menjadi tradisi masyarakat kampung naga, tetapi lebih karena
rasa kagum saya pribadi terhadap situasi hidup masyarakat kampung naga yang
sungguh tradisional dalam era modern. Mereka hidup di era modern dengan aneka
pengaruh modern yang sangat instan tetapi masih berpegang teguh kepada tradisi
warisan nenek moyang.
Decak kagum dan heran yang saya
rasakan itu selalu menghantui pikiran saya, manakala mengingat tentang KEBERSAMAAN
dalam konteks kampung Naga. Kebersamaan itu tidak hanya tampak dalam simbol
tetapi menjadi nyata dalam praksis hidup. Mereka mampu membendung gaya hidup
modern dengan filosofi hidupnya yang telah mentradisi. Tradisi itu mereka tetap
jaga dalam kebersamaan. Bagi mereka sesuatu akan menjadi lestari bila itu
disepakati dan dipatuhi bersama.
Belajar dari pola kebersamaan dan
pemaknaan simbol budaya kampung Naga, saya terus berkutat dalam refleksi saya
tentang situasi yang lebih luas dari sekadar Masyarakat kampung Naga.
Mungkinkah masyarakat kampung lain di Indonesia bisa seperti kampung Naga mampu
mewarisi secara penuh tradisi budaya nenek moyang kepada generasi penerusnya?
Akhir refleksi ini, saya sangat
optimis bahwa sesungguhnya bila banyak orang berguru pada masyarakat kampung
naga, akan ada banyak kampung di Indonesia yang bisa belajar kembali dari
budaya aslinya. Back to Basic, back to natural sangat mungkin bila
semuanya optimis untuk membangun dalam kebersamaan, sehingga akhirnya setiap
orang boleh berbangga memiliki budaya yang tak lekang oleh waktu dan tak luntur
oleh zaman.
Kamis, 07 Juni 2012
cinta
![]() |
Cintailah, maka engkau pun akan dicintai!! |
.....♥#############♥
...♥###############♥
..♥#################
..♥#################
....♥###############
.......♥############
.........♥##########
...........♥########
..............♥#####
................♥###
..................♥#
....................
....................
....................
....................
....................
....................
....................
....................
....................
....................
....................
....................
....................
....................
....................
....................
....................
....................
..................♥
..............♥
..........♥
.......♥
......♥
.......♥............
..........♥.........
..............♥.....
...................♥
................♥...
..............♥.....
.............♥
...........♥
..........♥
.........♥
.........♥
..........♥
..............♥
...................♥
....................
....................
....................
....................
....................
....................
....................
..............♥
........♥
....♥....♥..........
.♥..........♥.......
♥...............♥...
.♥.................♥
..♥.................
...♥................
.....♥..............
........♥...........
...........♥........
..............♥.....
..................♥.
....................
....................
Rabu, 06 Juni 2012
Celotehan Galau Buatmu Sahabatku
Ada sesuatu yang membuat dia memilih jalan itu. Dulu dia dikenal sebagai sosok yang disegani. mungkin itu penilaian saya dan juga banyak orang yang mengenalnya di negeri tanpa nama yang ada di seberang sana, tanpa alamat jelas, yang jelas bahwa dia sama seperti aku dan anda, manusia biasa. Kini, saat dia berada di negeri anu, dengan alamat anu, dan berada di tampuk kekuasaan anu, terlihat jelas namanya. Dia tidak lagi seperti dulu. Aku dan anda mungkin akan bertanya mengapa dia seperti itu. Yang pasti bahwa dia masih sama seperti anda dan saya.
Awalnya aku tak percaya begitu aku mendengar cerita dari sahabatku yang lain tentang dirimu. Setelah cerita itu kubuat dalam rangkaian cerita bersambung di dunia maya, aku menjadi paham bahwa itu adalah benar. Aku tak tahu-menahu tentang kebenaran, tetapi untuk yang satu ini, aku berani katakan bahwa itu cerita itu benar adanya.
Sahabatku, maafkan bila aku tidak pernah menegurmu bila dikau bersalah, tak pernah berjalan bersamamu bila dikau dalam gelap. Semoga dikau tetap menjadi dikau yang sebenarnya, mengarungi samudra kehidupan bersama pilihanmu nan tekat. Dikau pasti bisa, ya, semangatlah kawan. Engkau juga manusia biasa seperti aku juga kog.
Sesalku sebagai sahabat itu ada, tetapi itu hanyalah setitik sesal dalam seribu nekatmu. Mungkin itu yang terbaik buatmu. Tunjukkanlah kepada dunia, bahwa dikau bisa mengarungi hidup, walau pilihanmu mengecewakan (semua) orang. Aku yakin, DIaku bisa! Semangatlah kawanku.
(Celoteh untukmu sahabatku yang baik dan gaul (kata mereka))Sabtu, 02 Juni 2012
Resume Materi (Learning 2)
RESUME
PERKULIAHAN ORIENTASI BARU DALAM PSIKOLOGI PENDIDIKAN
HARI, TANGGAL : Kamis, 9 Pebruari 2012 JAM : 08.00-10.15
TOPIK : Learning 2 RUANG : 403
A. SUMMARY MATERI
Materi yang dibahas dalam diskusi ini ialah teori belajar sosio-kultural dan teori belajar konstruktifisme. Peletak dasar teori belajar sosio-kultural ialah Jean Piaget dan Vygotsky.
Menurut Piaget, belajar ditentukan karena adanya karsa individu artinya pengetahuan berasal dari individu. Siswa berinteraksi dengan lingkungan sosial yaitu teman sebayanya dibanding orang-orang yang lebih dewasa. Penentu utama terjadinya belajar adalah individu yang bersangkutan (siswa) sedangkan lingkungan sosial menjadi faktor sekunder. Sedangkan bagi Vygotsky Jalan pikiran seseorang dapat dimengerti dengan cara menelusuri asal usul tindakan sadarnya dari interaksi sosial (aktivitas dan bahasa yang digunakan) yang dilatari sejarah hidupnya. Peningkatan fungsi-fungsi mental bukan berasal dari individu itu sendiri melainkan berasal dari kehidupan sosial atau kelompoknya. Kondisi sosial sebagai tempat penyebaran dan pertukaran pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai sosial budaya.
Ada beberapa konsep teori belajar sosio-kultural yakni Teori belajar dan pembelajaran yaitu genetic law of development, Zona perkembangan proksimal (zone of proximal development), dan Mediasi.
Dalam dunia pendidikan, aplikasi dari teori belajar sosial dapat dirasakan dalam berbagai jenjang dan model pendidikan, entah dalam pendidikan informal, nonformal dan pendidikan formal. Secara khusus dalam pendidikan formal, pengaruh teori ini merambah semua komponen (stake holders) pendidikan. selain itu, komponen-komponen pembelajaran juga harus dikembangkan dengan mengedepankan prinsip-prinsip teori belajar sosio-kultural.
Teori belajar sosio-kultural ini tentu memiliki kelebihan tertentu bila dibandingkan dengan teori belajar yang lainnya. Beberapa di antaranya ialah Anak memperoleh kesempatan yang luas untuk mengembangkan zona perkembangan proximalnya atau potensinya melalui belajar dan berkembang; Pembelajaran perlu lebih dikaitkan dengan tingkat perkembangan potensialnya daripada tingkat perkembangan aktualnya; Pembelajaran lebih diarahkan pada penggunaan strategi untuk mengembangkan kemampuan intermentalnya daripada kemampuan intramental; Anak diberi kesempatan yang luas untuk mengintegrasikan pengetahuan deklaratif yang telah dipelajarinya dengan pengetahuan prosedural yang dapat dilakukan untuk tugas-tugas atau pemecahan masalah; Proses belajar dan pembelajaran tidak bersifat transferal tetapi lebih merupakan ko-konstruksi.
Namun selain kelebihan-kelebihan itu, tentu teori ini juga tak luput dari kelemahan-kelemahan. Seperti, Terbatas pada perilaku yang tampak; proses-proses belajar yang kurang tampak seperti pembentukan konsep; belajar dari berbagai sumber belajar, dan juga Pemecahan masalah dan kemampuan berpikir sukar diamati secara langsung.
Sementara itu, dalam teori belajar kontruktifisme, pengetahuan merupakan konstruksi (bentukan) dari orang yang mengenal sesuatu (skemata). Pengetahuan tidak bisa ditransfer dari guru kepada orang lain, karena setiap orang mempunyai skema sendiri tentang apa yang diketahuinya. Dengan demikian, seseorang yang belajar itu berarti membentuk pengertian atau pengetahuan secara aktif dan terus-menerus. Boleh dikatakan bahwa pengetahuan setiap individu dibangun oleh dirinya sendiri. Teori belajar konsep, teori pembelajaran bermakna Ausubel, dan teori skema merupakan pengembangan lanjutan dari teori konstruktifisme.
Dalam konteks pembelajaran, aplikasi dari teori ini tampak dalam penerapan model mekanistis dalam pembelajaran, pendekatan empiristik, pendekatan strukturalistik, dan realistik. Dalam pembelajaran matematika, konsep ini secara utuh terserap dalam pendekatan pembelajaran matematika realistik.
B. ISU DALAM DISKUSI
• Perkembangan anak dilihat dari intermental dan intramental, maksudnya? (Puryati)
Dalam konteks pembelajaran dewasa ini, anak tidak lagi dianggap sebagai kertas kosong yang tidak berisi, tetapi anak adalah pribadi yang sudah memiliki pengetahuannya sendiri dan bisa mengkonstruksikan sendiri pengetahuan.
Dalam konsep Vygotsky, perkembangan individu semestinya tidak hanya dipengaruhi oleh perkembangan dirinya sendiri tetapi juga dipengaruhi oleh lingkungan sosial.
Setiap kemampuan seseorang akan tumbuh dan berkembang melewati dua tataran, yaitu interpsikologis atau intermental dan intrapsikologis atau intramental. Pandangan teori ini menempatkan intermental atau lingkungan sosial sebagai faktor primer dan konstitutif terhadap pembentukan pengetahuan serta perkembangan kognitif seseorang. Sedangkan fungsi intramental dipandang sebagai derivasi atau keturunan yang tumbuh atau terbentuk melalui penguasaan dan internalisasi terhadap proses-proses sosial tersebut.
• Bagaimana dengan refleksi dalam teori belajar sosio-kultural dan konstruktifisme? (Siti Hanifa)
Implikasi praktis dari teori belajar sosio-kultural, bahwa pembelajaran tidak hanya terjadi di dalam kelas tetapi juga di luar kelas dengan metode dan media yang sesuai. Selain itu juga hal ini diterapkan dalam pendekatan belajar inquiri dan discovering, yang mengefektifkan peran siswa sendiri dalam mengkonstruksi dan mentrasformasikan informasi guna membentuk pengetahuan yang baru. siswa juga diberi kesempatan untuk merefleksi pengetahuan yang dikonstruksi dan ditransformasikannya dan membacanya secara baru sebagai suatu pengetahuan yang berarti.
• Ada anak yang usia mental dan usia sesungguhnya tidak sejalan. Aspek biologisnya berkembang cepat, sedangkan mentalnya sangat lambat, jadi tidak sejalan. Bagaimana dengan hal ni (Afrinawati)
Perkembangan individu kadang tidak berjalan bersamaan dalam segala aspek. Bisa jadi aspek biologis berkembang pesat sedangkan pada aspek lainnya seperti dalam kognitif mungkin akan berbeda. Kematangan individu, biologis, kognitif, sosio-emosional, sosio-budaya masing-masing individu tentu berbedaa satu sama lain.
Secara nyata hal ini bisa ditemukan pada siswa yang mengalami keterbelakangan mental. Konsekuensinya dalam pembelajaran, guru harus memahami dan mendalami aspek-aspek perkembangan individu.
• Masukkan dari Pak Asep:
Sebelum membahas teori belajar sosio-kultural, mestinya didalami dahulu teori belajar sosial. Sosial dan kultural pada galibnya sama yakni berkaitan dengan interaksi sosial dengan sesama. Perbedaannya ialah bahwa Social: hanya sekedar berinteraksi dengan sesama (yang sosial) sedangkan Kultural: interaksi keluar dalam konteks suatu budaya tertentu (kultural tertentu).
Teori belajar sosial menekankan pentingnya proses sosial (interaksi sosial) dalam kegiatan belajar. Belajar dengan mengamati orang lain (learning observation) (model). Di sini dapat dilihat bahwa anak lebih menjadi seorang pribadi dari apa yang dilihatnya, dan sangat kurang dari apa yang dikatakan atau dinasihati orang lain. Tentang modeling, ada empat hal penting yakni Atensi (perhatian), Retensi (mengingat: memasukkan data ke dalam memori), Product (hasil dalam bentuk prilaku), dan motivation. Lebih lanjut social cognitif theory merupakan teori belajar yang menekankan pentingnya proses kognitif dan interaksi sosial dalam belajar. Dalam social kognitif learning, Bandura menegaskan bahwa ada keterkaitan erat antara personal, behavior, dan environment.
Dalam diri individu ada juga yang dikenal dengan kemampuan aktula dan kemampuan potensial. Kemampuan actual adalah kemamuan untuk menyelesaikan suatu tugas dengan sukses dan mandiri. Kemampuan potensial ialah Kemampuan yang dimiliki dan mungkin dikuasai tetapi harus dengan bantuan dari lingkungan. Kegiatan belajar bisa jadi merupakan usaha individu untuk mengefektifkan dua kemampuan ini yang terjadi secara berulang-ulang.
C. REFLEKSI
Teori belajar sosio-kultural dan teori belajar konstruktivisme merupakan dua dari sebagian banyak teori belajar yang merupakan produk dari psikologi pembelajaran. Teori belajar sosio-kultural muncul dipengaruhi oleh teori belajar sosial dan teori belajar kultural. Menurut teori ini, perkembangan anak dalam belajar sangat dipengaruhi oleh lingkungan sosial dan lingkungan budaya. Sosial dalam artian bahwa perkembangan anak dalam belajar selalu dipengaruhi oleh interaksi sosial dengan yang lainnya. Interaksi ini terjadi secara umum, dan berlaku bagi semua orang. Sedangkan teori belajar kultural, mengindikasikan belajar sebagai interaksi sosial seorang anak dengan sesama dalam lingkup budaya (kultur) tertentu.
Teori belajar konstruktifisme lebih mengedepankan peran individu dalam mengkonstruksi sendiri pengetahuannya. Konstruksi pengetahuan ini tentu tidak terlepas dari peran masyarakat sosial, pengalaman anak, dan juga tingkat perkembangan anak itu sendiri.
Hemat saya kedua teori belajar ini memberi sumbangan yang berarti bagi pelaksanaan pembelajaran, baik dalam lingkup pendidikan formal, nonformal, dan informal. Teori-teori ini merupakan jiwa dari pengembangan pembelajaran aktif, kreatif dan menyenangkan. Siswa mencari, menemukan, mengelolah, dan mengkonstruksi serta menstransformasikan informasi yang diperolehnya guna menjadi sebuah pengetahuan yang bermakna.
Namun, yang menjadi persoalan ialah, manakala para pelaku dan pemerhati pendidikan tidak memahami dengan jelas tentang penerapan teori-teori itu dalam konteks praktis pembelajaran. Boleh jadi, akan menghasilkan suatu pendekatan yang pincang dalam pelaksanaan pembelajaran karena mungkin penerapan teori tersebut hanya setengah-setengah. Saya pribadi berpendapat bahwa inilah tantangan dunia pendidikan yang harus dibaca secara menyeluruh dan mendalam. Upaya membangun pendidikan yang bermutu dan bermoral akan terwujud bila semua stake holders pendidikan, khususnya guru di sekolah memperhatikan perannya dalam mendidik, membimbing, dan membina pebelajar. Strategi dan pendekatan yang dilakukan oleh guru sangat mempengaruhi pencapaian mutu pendidikan. hal ini akan terwujud bila guru memahami dan mendalami dengan benar dan tepat penerapan teori belajar dalam pembelajaran.
Nama : Alfonsus Sam
No.induk : 7816110450
RESUME
PERKULIAHAN ORIENTASI BARU DALAM PSIKOLOGI PENDIDIKAN
HARI, TANGGAL : Kamis, 9 Pebruari 2012 JAM : 10.15-12.15
TOPIK : Motivation RUANG : 403
A. SUMMARY MATERI
Ada banyak definisi tentang motivasi individu. Secara umum, motivasi dipahami sebagai suatu dorongan internal, atau suatu situasi psikologis manusia yang menunjukkan suatu keinginan, semangat untuk bertindak atau melakukan sesuatu. Sederhananya, motivasi dilihat sebagai sesuatu yang menyebabkan orang bertindak atau melakukan sesuatu.
Motivasi terdiri dari dua bentuk yakni motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi instrinsik merupakan motivasi (keinginan) yang timbul dari dalam diri siswa (individu), sedangkan motivasi ekstrinsik ialah motivasi yang muncul dari sesuatu di luar diri siswa.
Dalam konteks teori belajar kognitif, motivasi terkait dengan keyakinan, harapan dan kebutuhan, kemungkinan dan pemahaman siswa. Dalam konteks teori humanisme, motivasi mengisyaratkan hubungan yang baik antara guru dan murid, serta suasana kelas yang kondusif. Sedangkan dalam konteks teori belajar behaviorisme, motivasi erat kaitannya dengan konsep kontiguity, konsep reinforcement, punishment dan modelling.
Ada banyak teori tentang motivasi. Di antaranya ialah Teori Maslow, teori Herzberg, teori McClellend, teori Vroom, dan teori equaty dan pencapaian tujuan. Semuanya bermuara pada pemahaman bahwa motivasi selalu berkaitan dengan kehendak atau keinginan individu untuk melakukan sesuatu.
Menurut Teori Humanistis, ada beberapa cara memotivasi siswa, yakni memperlakukan siswa sebagai manusia, lalu sebagai anak didik; Hargai dan hormati anak didik tanpa syarat ( unconditioned positive regards); Ciptakan suasana kelas yang nyaman; Pertimbangankan untuk penyelenggaraan proses pembelajaran dari perspektif siswa .
Dalam konteks pembelajaran, motivasi selalu dikaitkan dengan prestasi belajar siswa. Prestasi belajar akan tercapai dan maksimal bila siswa memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar. Selain berkaitan dengan prestasi belajar, motivasi juga dapat dilihat sebagai salah satu komponen sosial yang amat erat berhubungan dengan konteks sosial budaya, motif sosial, hubungan sosial dan konteks sosiokultural.
B. ISU DALAM DISKUSI
• Pengertian motivasi bertolak belakang dengan contoh. Sebagaimana diketahui bahwa motivasi lebih dipahami sebagai dorongan internal. Lalu ada contoh bahwa pemberian hadiah bagi peserta didik merupakan salah satu bentuk motivasi ekstrinsik. Tidakkah hal ini bertolak belakang dengan pengertian motivasi? (Alfonsus Sam)
Motivasi pada dasarnya merupakan suatu dorongan dari dalam diri seseorang. Motivasi dikehendaki berasal dari diri siswa sendiri. Namun ini tidak cukup, bagaimanapun juga sangat dibutuhkan motivasi dari luar diri siswa. Hadiah disebut sebagai motivasi karena memang dengan hadiah yang dijanjikan anak didik akan termotivasi untuk belajar. Memang agak susah membedakannya dengan penguatan, karena motivasi dan penguatan dapat dibaca dalam satu kesatuan yang saling berkaitan. Penguatan juga bahkan merupakan bentuk dari motivasi eksternal.
• Ada anak didik yang agak sulit untuk dimotivasi agar belajar dengan giat. Bagaimanakah upaya yang bisa ditempuh guru dalam menumbuhkan motivasi intrinsik anak seperti itu? (Dityas)
Belajar pada teori humanisme, kita dapat menemukan beberapa upaya/usaha untuk membangun motivasi intrinsik siswa, seperti:
Perlakukan siswa pertama-tama dan paling utama sebagai manusia, lalu sebagai anak didik.
Hargai dan hormatilah hak dan kewajiban anak tanpa syarat.
Ciptakan suasana kelas yang nyaman.
Pertimbangkan untuk proses pembelajaran dari perspektif siswa.
• Variabel-variabel apa sajakah yang menjadi tanda seorang anak termotivasi dalam belajar? (Evi Sofia)
Ada banyak variabel (indikator) yang menjadi tanda seorang anak termotivasi dalam belajar, di antaranya:
Faktor inteligensi
Faktor lingkugan sosial
Faktor keluarga
Minat anak itu sendiri
Peran guru dalam membangkitkan minat dan memotivasi siswa
Peran guru khusus untuk memberikan pendampingan khusus terhadap siswa sesuai dengan perkembangannya.
• Masukkan dari Pak Asep:
Istilah motivasi secara sederhana dapat dipahami sebagai sesuatu yang menyebabkan orang bertindak atau melakukan sesuatu. Atau juga suatu situasi psikologis yang menunjukkan suatu keinginan, semangat, untuk melakukan sesuatu.
Motivasi dibedakan atas dua yakni motivasi intrinsik yang mengarahkan seseorang belajar demi belajar; dan motivasi ekstrinsik, yang mengarahkan seseorang bahwa belajar bukan demi belajar tetapi demi ijazah, nilai ulangan, nilai ujian, dan lain-lain. Selain dua motivasi tersebut, ada satu motivasi yang kandungan kebenarannya susah ditebak, yang berwujud keikhlasan. Motivasi ini hanyalah bisa diketahui oleh Dia Yang Maha Tahu.
Banyak hasil penelitian menunjukkan bahwa ada korelasi sangat signifikan dan positif antara motivasi belajar dan prestasi belajar peserta didik. Siswa yang belajar dengan mengedepankan motivasi intrinsik, cendrung lebih berprestasi bila dibandingkan dengan siswa yang mengedepankan motivasi belajar ekstrinsik. Selain itu ditemukan bahwa motivasi selalu bersifat dinamis.
Ada beberapa indikator penanda motivasi seseorang: durasi motivasi, frekuensi motivasi, presestensi (ketekunan), ketabahan dan ulet, devosi dan pengorbanan untuk mencapai tujuan, tigkat aspirasi yang hendak dicapai, tingkat kualifikasi produk yang dihasilkan dari kegiatan, dan arah sikap terhadap sasaran kegiatan.
Teori-teori motivasi terdiri dari behavioral motivation, humanistic motivation, cognitif motivation, dan socio-cultural motivation.
Beberapa tindakan praktis memotivasi siswa dalam belajar:
Perlakukan murid sebagai manusia lalu anak didik.
Membangun relasi yang kuat antara guru dengan murid.
Pertimbangkan untuk menyelenggarakan proses pembelajaran dari perspektif siswa.
Hargailah dan hormatilah hak dan kewajiban siswa.
Menciptakan situasi kelas yang kondusif.
C. REFLEKSI
Motivasi mutlak perlu dalam proses belajar dan perkembangan manusia. Saya pribadi melihat motivasi semacam roh yang mempengaruhi segala aspek kehidupan manusia. Dengan perkataan lain, motivasi merupakan landasan bagi seseorang untuk melakukan, berpikir, dan bertindak sesuai dengan kesadaran dirinya sebagai manusia.
Motivasi sendiri dibedakan menjadi motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Hemat saya walaupun ada pembedaan antara model atau bentuk motivasi seorang individu tetap mengarah pada perkembangan individu itu sendiri berdasarkan motivasinya sendiri. Boleh jadi, motivasi dari luar (ekstrinsik) hanyalah sebagai pendorong untuk menumbuhkan motivasi intrinsik siswa. Hal inilah yang mungkin membebankan guru di sekolah dalam usaha mendampingi anak-anak agar termotivasi untuk belajar.
Mungkin harus diakui bahwa sekarang ini, sangat sedikit sekali pebelajar yang memiliki motivasi intrinsik dalam belajar. Saya berasumsi bahwa hal ini disebabkan oleh globalisasi dan juga sistem dalam pendidikan itu sendiri. Pengaruh globalisasi yang menjanjikan banyak pesona, justru menjadi motivasi bagi pebelajar untuk belajar.
Dalam kaitannya dengan sistem, sistem pendidikan seakan-akan memaksa pebelajar untuk belajar demi tujuan tertentu, buka demi belajar itu sendiri. Iming-iming nilai bagus, sekadar lulus UN, dan lain-lain. Guru di sekolah menengah dan sekolah dasar, bahkaan dosen di perguruan tinggi selalu menekankan hal ini. para pebelajar (khususnya di pendidikan dasar dan menengah) dipaksa untuk menguasai banyak materi dengan orientasi utama untuk lulus dalam ujian akhir (Ujian Nasional). Akibatnya, para pebelajar selalu dihantui oleh rasa takut menghadapi ujian akhir tersebut. Bukan tidak mungkin pada gilirannya pebelajar akan kehilangan motivasi intrinsik.
Memang, untuk mengubah pola dan sistem pendidikan seperti ini tidaklah semudah membolak-balikkan telapak tangan. Perlu upaya keras semua pihak yang berkepentingan di dalamnya. Sumbangan dari paham humanisme menaruh harapan besar agar mengubah sistem pendidikan yang terlalu menekankan motivasi ekstrinsik dalam pembelajaran. Semoga.
Nama : Alfonsus Sam
No.induk : 7816110450
Langganan:
Postingan (Atom)