RESUME
PERKULIAHAN ORIENTASI
BARU DALAM PSIKOLOGI PENDIDIKAN
HARI, TANGGAL : Selasa, 16
Pebruari 2012 JAM : 09.00-11.15
TOPIK : Classroom Management RUANG : 403
A. SUMMARY MATERI
Materi yang
dibahas dalam topik ini ialah managemen/pengelolahan kelas. Yang diutamakan
ialah peran guru, murid, dan lingkungan dalam mengelolah kegiatan pembelajaran
di kelas serta beberapa persoalan dalam manajemen kelas.
Guru
adalah seorang komunikator artinya sebagai media untuk mentransfer ilmu dari
buku kepada siswa dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami. Untuk menjadi
komunikator yang baik ada 3 aspek utama yang perhatikan yaitu keterampilan berbicara, keterampilan mendengarkan, dan
keterampilan berkomunikasi nonverbal.
Keterampilan guru ini juga terfokus
pada bagaimana murid terlibat aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Agar
murid mau bekerjasama, maka langkah yang bisa diambil adalah mengembangkan hubungan
positif dengan murid, mengajak
murid berbagi dan mengemban tanggung jawab bersama (melibatkan murid dalam
perencanaan di kelas, mendorong murid untuk menilai prilakunya sendiri), dan memberi imbalan / hadiah kepada siswa.
Berkaitan dengan lingkungan fisik
ada beberapa hal yang menjadi fokus perhatian dalam hubunganya dengan manajemen
kelas. Pertama, Penataan
Ruang Kelas dengan memperhatikan empat
prinsip dasar yakni kurangi kepadatan di daerah yang menjadi lalu lalang,
pastikan guru dapat melihat semua siswa, materi yang digunakan harus mudah
diakses, dan apstikan agar semua murid bisa melihat presentasi kelas. Kedua, Gaya
Penataan Kelas yang dapat berupa beberapa
formasi seperti gaya auditorium, gaya tatap muka, gaya seminar, gaya offset,
dan gaya klaster. Ketiga, langkah-langkah
mendesain kelas, yang meliputi, pertimbangkan apa yang dilakukan murid, buat
gambar lencana tata ruang, libatkan murid dalam perencanaan tata ruang kelas,
mencoba menjalankan apa yang dirancang sambil bersifat fleksibel dalam
penerapannya.
Ada beberapa strategi dalam
mengelolah kelas. Pertama, Gaya
manajemen kelas yang demokratis (Authoritative Class room management style), Berasal dari gaya
pengasuhan. Dalam konteks sosial
dan perkembangan sosioemosional. Sama halnya dengan orang tua yang demokratis, guru yang
demokratis memiliki siswa yang cenderung percaya diri, menunda kegembiraan,
akrab dengan teman sebaya, dan menunjukkan harga diri yang tinggi. Strategi
demokratis memicu siswa untuk menjadi peikir dan pelaku yang mandiri, namun
masih melibatkan pemantauan yang efektif. Kedua, Gaya manajemen
kelas otoriter (authoritarian management classroom style); Bersifat membatasi dan
menghukum. Fokusnya adalah mempertahankan suasana di dalam kelas dari pada
pengajaran dan pembelajaran. Guru yang otoriter menetapkan batas dan kendali
yang tegas terhadap siswa serta memiliki sedikit pertukaran verbal dengan
siswa. Siswa yang dalam kelas otoriter cendrung merupakan pelajar yang pasif,
tidak bisa memulai aktivitas, mengungkapkan kecemasan tentang perbandingan
social, dan memiliki keterampilan komunikasi yang buruk. Ketiga, Gaya
menajemen kelas yang permisif (permissive classroom
management style), Memberi siswa banyak kebebasan, tetapi memberi mereka
sedikit dukungan untuk mengembangkan keterampilan belajar atau mengatur
keterampilan mereka. Tidak mengherankan siswa di kelas permisif cendrung
memiliki ketrampilan akademis yang tidak memadai dan pengendalian diri yang
rendah
Secara
keseluruhan, gaya demokratis akan lebih bermanfaat bagi murid daripada gaya
otoriter dan permisif. Gaya demokratis akan membantu murid menjadi pembelajar
yang aktif, percaya diri, akrab dengan teman sebaya dan mampu mengendalikan
diri.
Permasalahan yang timbul seperti
permasalahan minor dan moderat tentu tak dapat dihindari dalam kelas. Aakan
tetapi guru sebagai fasilitator, harus berusaha semaksimal mungkin agar
persoalan tersebut dapat diatasi. Untuk mengatasi persoalan minor, guru dapat
menempuh langkah seperti menggunakan isyarat non
verbal, memilih untuk terus
lanjutkan aktifitas belajar, mendekati
Murid, mengarahkan Prilaku, memberi instruksi yang
dibutuhkan, menyuruh murid
berhenti dengan nada tegas dan langsung,
memberi murid pilihan yang tegas. Sedangkan dalam mengatasi masalah moderat
guru dapat menggunakan cara-cara seperti tidak boleh memberi
privilese atau aktivitas yang mereka inginkan, membuat perjanjian behavioral, memisahkan atau mengeluarkan murid dari
kelas, memberikan hukuman atau
sanksi kepada murid. Selain itu juga pendekatan dengan cara
mediasi sangat membantu guru dalam mengaktifkan manajemen kelas yang efektif
dan efisien. Diantara orang-orang yang dapat membantu
guru agar murid kembali
kepada aturan yang kita harapkan antara lain bantuan teman sebaya, orang tua,
kepala sekolah dan mentor.
B. ISU DALAM DISKUSI
·
Wirsal: Standarisasi
tata ruang kelas. Apakah ada
standar khusus dan berlaku umum tentang tata ruang kelas, misalnya berapa siswa
dalam satu kelas? Bagaimana dengan kelas khusus
apakah ada
tata ruang khusus juga?
Ada
ketentuan bahwa setiap kelas hanya boleh terdiri dari minimal 20 orang siswa,
agar kelas mudah diatur dan kegiatan pembelajaran berlangsung efektif. Ada ketentuan lain juga bahwa dalam satu kelas terdiri
dari minimal 36 orang. Sebetulnya yang paling diutamakan ialah bahwa berapa pun
jumlah siswa dalam satu kelas, yang penting guru dapat memfasilitasi agar
pelajaran dapat dilaksanakan secara efektif. Memang idealnya ialah dalam jumlah
yang sedikit, tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa dalam realita, seorang
guru yang baik, harus siap menerima kelas yang jumlah siswanya melebihi jumlah
normal sesuai dengan standar yang ditetapkan. Untuk memudahkan pendampingan dan
efektifitas pembelajaran dalam kelas dengan jumlah yang banyak, penggunaan
media merupakan alternatif solusinya.
Kelas
khusus, misalnya kelas bahasa, atau kelas lainnya, yang bisa dibuat ialah moving,
murid berpindah ke kelas khusus yang telah disiapkan. Hal ini dimaksudkan juga
untuk membawa peserta didik pada konteks khusus yang sesuai dengan pelajaran
yang akan dilaksanakan.
·
Jakaruddin: Kalau
boleh tambahkan tujuan dan sasaran dari manajemen kelas. Ada siswa yang dalam mengikuti pelajaran selalu keluar
masuk ruangan. Apakah ada solusi yang bisa diambil guru dalam mengatasi masalah
ini yang berkaitan erat dengan reward?
Tujuan
dari management kelas ialah agar terciptanya situasi kelas yang kondusif dalam
pelaksanaan kegiatan pembelajaran.
Guru
sedapat mungkin untuk mengidentifikasi semua perilaku siswa di kelasnya, agar
dengan demikian, guru dapa mengetahui mengapa siswa berperilaku seperti itu.
Untuk mengatasi masalah tersebut, sedapat mungkin guru menyajikan atau
memfasilitasi kegiatan di kelas sebagai kegiatan yang efektif dan menyenangkan.
Penggunaan aneka metode, strategi, dan pendekatan akan memotivasi siswa untuk
tekun dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. selain itu sebisa mungkin
dihindari punishment, tetapi bagi orang-orang tertentu harus juga diberikan
hukuman tertentu, agar menimbulkan efek jera bagi anak didik. selain itu
mungkin perlu juga diberikan nilai khusus untuk siswa yang aktif dalam kegiatan
pembelajaran. misalnya ada nilai tambahan. Dengan demikian, siswa lain pun
termotivasi untuk tekun dan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Pertimbangkan
juga situasi dan kondisi siswa. Tidak boleh langsung mengklaim siswa bersalah,
mungkin saja ada masalah khusus. Oleh karena itu, peran seorang guru sangat
penting.
·
Ode Zulaeha: Metode,
materi, strategi, pendekatan dan lain-lain sangat diperlukan
demi pembelajaran yang aktif, kreatif,
efektif dan menyenangkan. Bagaimana cara guru agar situasi kelas selalu kondusif? Bagaimana pula kaitannya dengan variasi
mengajar guru?
Ada
tiga managemen utama dalam Managemen fisik (ruang kelas), managemen tingkah
laku/perilaku (khusus perilaku minor), dan managemen pembelajaran (mengelolah
kegiatan pembelajaran, peran reward sangat penting). Guru harus mendalami dan
mampu menerapkan ketiga manajemen ini dalam mengelolah kelas demi terciptanya
pembelajaran yang efektif dan efisien.
Variasi
metode, pendekatan, mediasi dengan orang tua siswa dan pihak lain yang
berkepentingan dalam pembelajaran sangatlah penting guna menghasilkan tata
kelolah kelas yang kondusif untuk kegiatan pembelajaran.
·
Ayu Ningtias:
manajemen kelas selalu terfokus kepada kelas pendidikan dasar dan menengah.
Bagaimana dengan management kelas di perguruan
tinggi?
Manajemen
kelas bukan hanya untuk pendidikan dasar dan pendidikan menengah, tetapi juga
untuk pendidikan tinggi sangat penting dalam mengelolah kelas. Bila ditinjau
dari ketiga jenis manajemen kelas, maka mutlak perlu manajemen kelas juga
diterapkan ada perguruan tinggi. Jelas bahwa tujuan dari pengelolahan kelas itu
ialah agar pelaksanaan perkuliahan dapat kondusif dan berlangsung efektif dan
efisien.
·
Masukkan dari Pak
Asep:
F Managemen kelas ialah Kelengkapan dan prosedur yang
diperlukan untuk menciptakan dan mempertahankan lingkungan kelas yang
memungkinkan terjadinya proses belajar mengajar (Duke, 1990). Tujuan dari
managemen kelas ialah terciptanya situasi kondusif di kelas agar pelajaran
dapat terlaksana dengan efektif, aktif, kreatif dan menyenangkan.
F Ada dua dimensi manajemen kelas yakni Pertama Preventive:
yang berkaitan dengan pengaturan
ruang, sarana dan alat belajar dan mengembangkan
aturan, prosedur dan kebiasaan; kedua, Curative: tindakan mengatasi
prilaku siswa yang tidak produktif.
F Manajemen kelas mencakup tiga jenis yakni
¶ Managemen fisik: penataan ruang, sarana, alat, dan media
pembelajaran
¶ Managemen pembelajaran: penataan rencana pembelajaran,
penataan materi, penugasan, manajemen media, dan lain-lain.
¶ Managemen prilaku: mencegah perilaku buruk, memelihara
perilaku baik (kondusif), dan penanganan perilaku buruk.
F Indikator situasi kelas yang kondusif:
¶ Siswa memberi perhatian dan berpartisipasi dalam belajar
¶ Kelas terbebas dari perilaku yang tidak produktif
F Sumber-sumber gangguan meliputi: gangguan yang bersumber
dari guru, gangguan yang bersumber dari siswa, dan gangguan yang bersumber dari
lingkungan.
F Pendekatan penanganan perilaku dapat berupa Demokratis, Konsekuensi logis, dan Disiplin ketat (disiplin
asertif)
F Langkah-langkah pengembangan perilaku siswa:
¶ Menciptakan aturan (rules) (yang melibatkan siswa),
aturan dalam bentuk kelas dan sekolah, yang berisi tentang hal yang boleh dan
tidak boleh. Kalau boleh ini dibuat dan disepakati secra bersama oleh guru dan
siswa saat awal semester.
¶ Penegasan aturan secara konsekuen dan konsisten.
¶ Siswa yang melanggar aturan diberi peringatan serta
beberapa penjelasan singkat tentang peraturan
¶ Persepsi setiap orang, pemahaman, dan komitmen orang
dalam menjalankan aturan harus sama.
C. REFLEKSI
Pengelolahan
kelas merupakan suatu hal yang urgen dalam pendidikan. Menjadi seorang guru
yang profesional harus memiliki keterampilan mengelolah kelas. Guru yang tidak
mampu mengelolah kelas sebenarnya merupakan guru yang gagal menjadi guru.
Mengelolah kelas yang terangkum dalam manajemen fisik, manajemen pembelajaran,
dan manajemen perilaku mutlak perlu untuk menciptakan situasi dan kondisi kelas
yang kondusif bagi pelaksanaan pembelajaran.
Proses pembelajaran
akan berlangsung kondusif bila guru mampu mengelolah kelas. Pengelolahan kelas
yang dilakukan oleh guru tentu tidak bekerja sendirian, tetapi tetap menjalin
kerja sama dengan pihak-pihak tertentu yang berkepentingan dalam pembelajaran,
seperti siswa, orang tua siswa, dan juga masyarakat.
Penerapan
pengelolahan kelas memang tidak terlepas dari aneka persoalan.
Persoalan-persoalan itu seperti, guru yang kurang terampil dalam mengelolah
kelas, situasi kelas yang memang tidak kondusif, dan juga lingkungan yang luar
kelas yang memiliki potensi mengganggu situasi kelas, dan juga murid yang
terkesan membandel dengan aturan kelas dan sekolah. Untuk menyelesaikan
persoalan ini, tetap kembali kepada guru sebagai manager utama dalam kelas.
Guru yang baik dan profesional harus mampu membaca peluang dalam hal ini. mesti
ada kontrak pelajaran dengan siswa dalam kelasnya. Hal ini tidak hanya terkait
dengan kontrak yang berkaitan dengan mata pelajaran, tetapi juga kontrak yang
berkaitan dengan aturan bersama di kelas. Aturan itu hendaknya dibuat oleh guru
bersama para siswa di awal semester atau di awal tahun pelajaran.
Merumuskan
aturan tidak otomatis bahwa kelas akan kondusif selamanya, tanpa diikuti oleh
komitmen dari semua pemilik aturan tersebut (guru dan siswa) untuk
melaksanakannya. Oleh karena itu harus ada sanksi yang tegas terhadap pihak
yang melanggar aturan dengan prinsip keadilan (baik pihak guru atau pun siswa).
Bila hal ini diterapkan dengan konsekuen dan konsisten, maka iklim kelas akan
selalu kondusif bagi terlaksananya kegiatan pembelajaran.
Nama : Alfonsus Sam
No.induk : 7816110450
Tidak ada komentar:
Posting Komentar