Sabtu, 02 Juni 2012

Resume Materi (Cllassroom Management)


RESUME
PERKULIAHAN ORIENTASI BARU DALAM PSIKOLOGI PENDIDIKAN

HARI, TANGGAL   :  Selasa, 16 Pebruari 2012               JAM               09.00-11.15
TOPIK                       :  Classroom Management                RUANG         : 403


A.  SUMMARY MATERI
       Materi yang dibahas dalam topik ini ialah managemen/pengelolahan kelas. Yang diutamakan ialah peran guru, murid, dan lingkungan dalam mengelolah kegiatan pembelajaran di kelas serta beberapa persoalan dalam manajemen kelas.
            Guru adalah seorang komunikator artinya sebagai media untuk mentransfer ilmu dari buku kepada siswa dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami. Untuk menjadi komunikator yang baik ada 3 aspek utama yang perhatikan yaitu keterampilan berbicara, keterampilan mendengarkan, dan keterampilan berkomunikasi nonverbal.
            Keterampilan guru ini juga terfokus pada bagaimana murid terlibat aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Agar murid mau bekerjasama, maka langkah yang bisa diambil adalah mengembangkan hubungan positif dengan murid, mengajak murid berbagi dan mengemban tanggung jawab bersama (melibatkan murid dalam perencanaan di kelas, mendorong murid untuk menilai prilakunya sendiri), dan memberi imbalan / hadiah kepada siswa.
            Berkaitan dengan lingkungan fisik ada beberapa hal yang menjadi fokus perhatian dalam hubunganya dengan manajemen kelas. Pertama, Penataan Ruang Kelas dengan memperhatikan empat prinsip dasar yakni kurangi kepadatan di daerah yang menjadi lalu lalang, pastikan guru dapat melihat semua siswa, materi yang digunakan harus mudah diakses, dan apstikan agar semua murid bisa melihat presentasi kelas. Kedua, Gaya Penataan Kelas yang dapat berupa beberapa formasi seperti gaya auditorium, gaya tatap muka, gaya seminar, gaya offset, dan gaya klaster. Ketiga, langkah-langkah mendesain kelas, yang meliputi, pertimbangkan apa yang dilakukan murid, buat gambar lencana tata ruang, libatkan murid dalam perencanaan tata ruang kelas, mencoba menjalankan apa yang dirancang sambil bersifat fleksibel dalam penerapannya.
            Ada beberapa strategi dalam mengelolah kelas. Pertama, Gaya manajemen kelas yang demokratis (Authoritative Class room management style), Berasal dari gaya pengasuhan. Dalam konteks sosial dan perkembangan sosioemosional. Sama halnya dengan  orang tua yang demokratis, guru yang demokratis memiliki siswa yang cenderung percaya diri, menunda kegembiraan, akrab dengan teman sebaya, dan menunjukkan harga diri yang tinggi. Strategi demokratis memicu siswa untuk menjadi peikir dan pelaku yang mandiri, namun masih melibatkan pemantauan yang efektif.  Kedua, Gaya manajemen kelas otoriter (authoritarian management classroom style); Bersifat membatasi dan menghukum. Fokusnya adalah mempertahankan suasana di dalam kelas dari pada pengajaran dan pembelajaran. Guru yang otoriter menetapkan batas dan kendali yang tegas terhadap siswa serta memiliki sedikit pertukaran verbal dengan siswa. Siswa yang dalam kelas otoriter cendrung merupakan pelajar yang pasif, tidak bisa memulai aktivitas, mengungkapkan kecemasan tentang perbandingan social, dan memiliki keterampilan komunikasi yang buruk. Ketiga, Gaya menajemen kelas yang permisif (permissive classroom management style), Memberi siswa banyak kebebasan, tetapi memberi mereka sedikit dukungan untuk mengembangkan keterampilan belajar atau mengatur keterampilan mereka. Tidak mengherankan siswa di kelas permisif cendrung memiliki ketrampilan akademis yang tidak memadai dan pengendalian diri yang rendah
            Secara keseluruhan, gaya demokratis akan lebih bermanfaat bagi murid daripada gaya otoriter dan permisif. Gaya demokratis akan membantu murid menjadi pembelajar yang aktif, percaya diri, akrab dengan teman sebaya dan mampu mengendalikan diri.
            Permasalahan yang timbul seperti permasalahan minor dan moderat tentu tak dapat dihindari dalam kelas. Aakan tetapi guru sebagai fasilitator, harus berusaha semaksimal mungkin agar persoalan tersebut dapat diatasi. Untuk mengatasi persoalan minor, guru dapat menempuh langkah seperti menggunakan isyarat non verbal, memilih untuk terus lanjutkan aktifitas belajar, mendekati Murid, mengarahkan Prilaku, memberi instruksi yang dibutuhkan, menyuruh murid berhenti dengan nada tegas dan langsung, memberi murid pilihan yang tegas. Sedangkan dalam mengatasi masalah moderat guru dapat menggunakan cara-cara seperti tidak boleh memberi privilese atau aktivitas yang mereka inginkan, membuat perjanjian behavioral, memisahkan atau mengeluarkan murid dari kelas, memberikan hukuman atau sanksi kepada murid. Selain itu juga pendekatan dengan cara mediasi sangat membantu guru dalam mengaktifkan manajemen kelas yang efektif dan efisien. Diantara orang-orang yang dapat membantu guru agar murid kembali kepada aturan yang kita harapkan antara lain bantuan teman sebaya, orang tua, kepala sekolah dan mentor.


B.  ISU DALAM DISKUSI
·         Wirsal: Standarisasi tata ruang kelas. Apakah ada standar khusus dan berlaku umum tentang tata ruang kelas, misalnya berapa siswa dalam satu kelas? Bagaimana dengan kelas khusus apakah ada tata ruang khusus juga?
            Ada ketentuan bahwa setiap kelas hanya boleh terdiri dari minimal 20 orang siswa, agar kelas mudah diatur dan kegiatan pembelajaran berlangsung efektif. Ada ketentuan lain juga bahwa dalam satu kelas terdiri dari minimal 36 orang. Sebetulnya yang paling diutamakan ialah bahwa berapa pun jumlah siswa dalam satu kelas, yang penting guru dapat memfasilitasi agar pelajaran dapat dilaksanakan secara efektif. Memang idealnya ialah dalam jumlah yang sedikit, tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa dalam realita, seorang guru yang baik, harus siap menerima kelas yang jumlah siswanya melebihi jumlah normal sesuai dengan standar yang ditetapkan. Untuk memudahkan pendampingan dan efektifitas pembelajaran dalam kelas dengan jumlah yang banyak, penggunaan media merupakan alternatif solusinya.
            Kelas khusus, misalnya kelas bahasa, atau kelas lainnya, yang bisa dibuat ialah moving, murid berpindah ke kelas khusus yang telah disiapkan. Hal ini dimaksudkan juga untuk membawa peserta didik pada konteks khusus yang sesuai dengan pelajaran yang akan dilaksanakan.
·         Jakaruddin: Kalau boleh tambahkan tujuan dan sasaran dari manajemen kelas. Ada siswa yang dalam mengikuti pelajaran selalu keluar masuk ruangan. Apakah ada solusi yang bisa diambil guru dalam mengatasi masalah ini yang berkaitan erat dengan reward?
             Tujuan dari management kelas ialah agar terciptanya situasi kelas yang kondusif dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran.
             Guru sedapat mungkin untuk mengidentifikasi semua perilaku siswa di kelasnya, agar dengan demikian, guru dapa mengetahui mengapa siswa berperilaku seperti itu. Untuk mengatasi masalah tersebut, sedapat mungkin guru menyajikan atau memfasilitasi kegiatan di kelas sebagai kegiatan yang efektif dan menyenangkan. Penggunaan aneka metode, strategi, dan pendekatan akan memotivasi siswa untuk tekun dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. selain itu sebisa mungkin dihindari punishment, tetapi bagi orang-orang tertentu harus juga diberikan hukuman tertentu, agar menimbulkan efek jera bagi anak didik. selain itu mungkin perlu juga diberikan nilai khusus untuk siswa yang aktif dalam kegiatan pembelajaran. misalnya ada nilai tambahan. Dengan demikian, siswa lain pun termotivasi untuk tekun dan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Pertimbangkan juga situasi dan kondisi siswa. Tidak boleh langsung mengklaim siswa bersalah, mungkin saja ada masalah khusus. Oleh karena itu, peran seorang guru sangat penting.

·         Ode Zulaeha: Metode, materi, strategi, pendekatan dan lain-lain sangat diperlukan demi pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Bagaimana cara guru agar situasi kelas selalu kondusif? Bagaimana pula kaitannya dengan variasi mengajar guru?
             Ada tiga managemen utama dalam Managemen fisik (ruang kelas), managemen tingkah laku/perilaku (khusus perilaku minor), dan managemen pembelajaran (mengelolah kegiatan pembelajaran, peran reward sangat penting). Guru harus mendalami dan mampu menerapkan ketiga manajemen ini dalam mengelolah kelas demi terciptanya pembelajaran yang efektif dan efisien.
             Variasi metode, pendekatan, mediasi dengan orang tua siswa dan pihak lain yang berkepentingan dalam pembelajaran sangatlah penting guna menghasilkan tata kelolah kelas yang kondusif untuk kegiatan pembelajaran.
·         Ayu Ningtias: manajemen kelas selalu terfokus kepada kelas pendidikan dasar dan menengah. Bagaimana dengan management kelas di perguruan tinggi?
             Manajemen kelas bukan hanya untuk pendidikan dasar dan pendidikan menengah, tetapi juga untuk pendidikan tinggi sangat penting dalam mengelolah kelas. Bila ditinjau dari ketiga jenis manajemen kelas, maka mutlak perlu manajemen kelas juga diterapkan ada perguruan tinggi. Jelas bahwa tujuan dari pengelolahan kelas itu ialah agar pelaksanaan perkuliahan dapat kondusif dan berlangsung efektif dan efisien.
·         Masukkan dari Pak Asep:
F Managemen kelas ialah Kelengkapan dan prosedur yang diperlukan untuk menciptakan dan mempertahankan lingkungan kelas yang memungkinkan terjadinya proses belajar mengajar (Duke, 1990). Tujuan dari managemen kelas ialah terciptanya situasi kondusif di kelas agar pelajaran dapat terlaksana dengan efektif, aktif, kreatif dan menyenangkan.
F Ada dua dimensi manajemen kelas yakni Pertama Preventive: yang berkaitan dengan pengaturan ruang, sarana dan alat belajar dan mengembangkan aturan, prosedur dan kebiasaan; kedua, Curative: tindakan mengatasi prilaku siswa yang tidak produktif.
F Manajemen kelas mencakup tiga jenis yakni
  Managemen fisik: penataan ruang, sarana, alat, dan media pembelajaran
  Managemen pembelajaran: penataan rencana pembelajaran, penataan materi, penugasan, manajemen media, dan lain-lain.
  Managemen prilaku: mencegah perilaku buruk, memelihara perilaku baik (kondusif), dan penanganan perilaku buruk.
F Indikator situasi kelas yang kondusif:
  Siswa memberi perhatian dan berpartisipasi dalam belajar
  Kelas terbebas dari perilaku yang tidak produktif
F Sumber-sumber gangguan meliputi: gangguan yang bersumber dari guru, gangguan yang bersumber dari siswa, dan gangguan yang bersumber dari lingkungan.
F Pendekatan penanganan perilaku dapat berupa Demokratis, Konsekuensi logis, dan Disiplin ketat (disiplin asertif)
F Langkah-langkah pengembangan perilaku siswa:
  Menciptakan aturan (rules) (yang melibatkan siswa), aturan dalam bentuk kelas dan sekolah, yang berisi tentang hal yang boleh dan tidak boleh. Kalau boleh ini dibuat dan disepakati secra bersama oleh guru dan siswa saat awal semester.
  Penegasan aturan secara konsekuen dan konsisten.
  Siswa yang melanggar aturan diberi peringatan serta beberapa penjelasan singkat tentang peraturan
  Persepsi setiap orang, pemahaman, dan komitmen orang dalam menjalankan aturan harus sama.

C.  REFLEKSI
       Pengelolahan kelas merupakan suatu hal yang urgen dalam pendidikan. Menjadi seorang guru yang profesional harus memiliki keterampilan mengelolah kelas. Guru yang tidak mampu mengelolah kelas sebenarnya merupakan guru yang gagal menjadi guru. Mengelolah kelas yang terangkum dalam manajemen fisik, manajemen pembelajaran, dan manajemen perilaku mutlak perlu untuk menciptakan situasi dan kondisi kelas yang kondusif bagi pelaksanaan pembelajaran.
       Proses pembelajaran akan berlangsung kondusif bila guru mampu mengelolah kelas. Pengelolahan kelas yang dilakukan oleh guru tentu tidak bekerja sendirian, tetapi tetap menjalin kerja sama dengan pihak-pihak tertentu yang berkepentingan dalam pembelajaran, seperti siswa, orang tua siswa, dan juga masyarakat.
       Penerapan pengelolahan kelas memang tidak terlepas dari aneka persoalan. Persoalan-persoalan itu seperti, guru yang kurang terampil dalam mengelolah kelas, situasi kelas yang memang tidak kondusif, dan juga lingkungan yang luar kelas yang memiliki potensi mengganggu situasi kelas, dan juga murid yang terkesan membandel dengan aturan kelas dan sekolah. Untuk menyelesaikan persoalan ini, tetap kembali kepada guru sebagai manager utama dalam kelas. Guru yang baik dan profesional harus mampu membaca peluang dalam hal ini. mesti ada kontrak pelajaran dengan siswa dalam kelasnya. Hal ini tidak hanya terkait dengan kontrak yang berkaitan dengan mata pelajaran, tetapi juga kontrak yang berkaitan dengan aturan bersama di kelas. Aturan itu hendaknya dibuat oleh guru bersama para siswa di awal semester atau di awal tahun pelajaran.
       Merumuskan aturan tidak otomatis bahwa kelas akan kondusif selamanya, tanpa diikuti oleh komitmen dari semua pemilik aturan tersebut (guru dan siswa) untuk melaksanakannya. Oleh karena itu harus ada sanksi yang tegas terhadap pihak yang melanggar aturan dengan prinsip keadilan (baik pihak guru atau pun siswa). Bila hal ini diterapkan dengan konsekuen dan konsisten, maka iklim kelas akan selalu kondusif bagi terlaksananya kegiatan pembelajaran.


Nama              : Alfonsus Sam
No.induk        : 7816110450

Tidak ada komentar: