Sabtu, 02 Juni 2012

Resume Materi (Student WSN)


RESUME
PERKULIAHAN ORIENTASI BARU DALAM PSIKOLOGI PENDIDIKAN

HARI, TANGGAL   :  Kamis, 2 Pebruari 2012                 JAM: 15.30-17.45
TOPIK                       :  Student WSN                                 RUANG: 108


A.  SUMMARY MATERI
       Anak/siswa berkebutuhan khusus ialah anak yang berbeda dari individu lain dengan perbedaan yang sangat jauh. Anak berkebutuhan khusus bukanlah anak yang tidak normal, mereka adalah anak normal, hanya saja mereka memiliki perbedaan yang jauh berbeda dengan individu yang lainnya. Adapun gangguan yang mereka alami dapat bersifat tetap dan juga bisa sementara. Kalau itu merupakan gangguan yang bersifat tetap maka kepada mereka perlu diberi pelayanan khusus, berupa pendidikan inklusif. Demikianpun kalau gangguan yang sifatnya sementara, perlu mendapat pelayanan khusus di luar kelas reguler agar kemampuan mereka dapat bersaing dengan kemampuan teman-teman yang ada dalam kelasnya.
       Ada 11 topik pembicaraan yang menjadi perhatian dalam membicarakan Anak berkebutuhan khusus, yakni:
a.       Visual impairments; Anak yang mangalami gangguan penglihatan. Gangguan yang berkaitan dengan ketajaman visual seseorang. Dimulai dari (mata minus, silinder, astigmatigma, miopi, hiperepio) sampai yang paling berat yaitu kebutaan. Penyebab: faktor genetik, lazzy eye ketika kecil dan diabetes melitus
b.      Hearing impairment; Anak yang mengalami gangguan pendengaran. kondisi yang menyebabkan individu yang bersangkutan kurang atau tidak dapat mendengar suara. Kondisinya mulai dari ringan sampai paling berat. Penyebab: hereditas (keturunan), rubella (cacar jerman) saat ibu mengandung, lahir premature, meningitis dan blood imcompability. Penanggulangan: menggunakan cochlear alat melalui bedah, pemasangan alat bantu dengar di telinga, dan teleprywriter menggunakan internet. Cara pendekatan belajar:  Oral (metode membaca gerak bibir, speech reading) dan Manual (sistem gerakan tangan yang melambangkan kata)
c.       Mental retardation (lemahnya fungsi intelektual) Penyebab: faktor genetik, kromosom yang abnormal (jumlahnya 47), usia kehamilan ibu <18 tahun dan >38 tahun, kerusakan salah satu gen dan terkena infeksi atau zat beracun. Cara belajar: dengan membantu anak retradasi mental untuk berlatih menentukan pilihan personal dan determinasi diri dan memperhatikan rasa penghargaan diri anak
d.      Communication disorders (speech or leanguage disorders); Gangguan bicara dan bahasa seperti gangguan artikulasi, gangguan suara, gangguan kefasihan, gangguan bahasa. Cara belajar: dengan membantu memberikan pilihan kata-kata dan memberikan anak waktu untuk merespon.
e.       Physical and health disabilities (ketidakmampuan fisik dan kesehatan). Gangguan ini bisa berupa Gangguan cerebral palsy, yang merupakan bentuk kelainan fisik bukan karena penyakit tapi karena malfungsi otak yang bersifat statis sehingga terjadi kelumpuhan / kelainan gerak, Gangguan kejang-kejang, yaitu gangguan saraf yang terjadi terhadap sensori motorik. Contoh yang umum adalah epilepsi; dan juga Gangguan ortopedik, yaitu keterbatasan gerak/kurang mampu mengontrol gerak.
f.       Emotional and behavior disorders (gangguan psikis dan perilaku); terbagi dari dua jenis yaitu (a) agresif dimana anak sering menganggu, agresif dan membangkang dan (b) depresi, kecemasan dan ketakutan
g.      Learning disabilities (ketidakmampuan untuk belajar); yaitu suatu keadaan yang membuat individu yang bersangkutan sulit untuk melakukan kegiatan belajar secara efektif. Ciri-ciri anak yang yang mengalami gangguan belajar, yaitu: Kecerdasan normal bahkan diatas rata-rata, hanya kesulitan pada mata pelajaran tertentu saja (biasanya matematika dan bahasa), bukan merupakan anak retradasi mental.
Penyebab: kelainan fungsi atau disfungsi minimal yang terjadi pada otak (cerembrum, cerembelum, dan brain stem)
Strategi belajar: Dengan menjelaskan tujuan belajar menggunakan contoh-contoh yang konkret, Mengakomodasi untuk pengkajian dan penugasan, Membuat modifikasi dalam pemberian pelajaran, Meningkatkan keterampilan organisasi dan belajar, Mengajarkan keterampilan membaca dan menulis
h.      Autis yaitu suatu keadaan yang disebabkan oleh kelainan dalam perkembangan sosial, komunikasi, perilaku yang kaku dan pengulangan perilaku. Berasal dari kata auto (sendiri). Autisme terdiri dari dua macam, yaitu  Autis eksesif (berkelebihan) dimana kondisi anak sering menjerit, menyepak, menggigit, mencakar, dan memukul dan Autis defisit (kekurangan) dimana kondisi anak mengalami gangguan bicara, menangis, melamun dan tertawa tanpa sebab.
Penyebab: Banyak faktor yang masih diperbincangkan para ahli mengenai penyebab autisme, tapi diantaranya adalah faktor keturunan, adanya infeksi jamur dan kurangnya nutrisi serta oksigenasi dan terkena polusi udaram air dan makanan.
i.        ADHD (Attention Deficit Hyperactifity Disorder); bentuk ketidakmampuan anak yang ditandai oleh salah satu atau ketiga ciri berikut: kurang perhatian, hiperaktif, dan impulsif.
j.        Severely and multiply handicapped. Anak yang memiliki gangguan berganda atau lebih dari satu satu. Misalnya dia adalah anak autis sekaligus hiperaktif.
k.      Gifted and talented (anak berbakat khusus) Anak-anak berbakat memiliki intelegensi di atas rata-rata (biasanya didevenisikan memiiki IQ 130 atau lebih tinggi) dan/atau bakat yang unggul dalam beberapa bidang, seperti seni, musik, atau matematika. Biasanya ada tiga karakteristik anak berbakat ini yakni perkembangan yang cepat, mengikuti kemauan mereka sendiri, dan selalu ada hasrat ntuk menguasai bidang bakatnya.

B.  ISU DALAM DISKUSI
Ada enam (6) isu yang diperdebatkan dalam pembahasan topik “Student WSN” ini, yakni:
·         Hanifah: Bagaimana cara mempertahankan agar anak berbakat tetap berkembang sampai dewasa? Sehingga tidak hanya pada saat kecil saja menonjol dan berbakat?

            Anak yang berbakat harus mendapatkan perhatian khusus sejak kecil. Terutama dari pihak orang tua dan guru yang mengetahui mengenai bakat tersebut, lalu diarahkan dan berusaha untuk dikembangkan. Misalnya anak yang jenius (mempunyai IQ diatas 140) lalu sejak kecil diarahkan dan diberikan pendidikan yang khusus (contoh kelas akselarasi) sehingga anak tersebut dikelompokkan dan berkembang di lingkungan yang mempunyai kemampuan yang sama. Kemungkinan besar anak tersebut akan termotivasi, karena materi pelajaran yang diberikan lebih menantang dan sesuai dengan intelegensinya yang diatas rata-rata. Lain halnya seandainya anak yang jenius tersebut dimasukkan ke dalam kelas biasa, dengan kemampuan rata-rata normal. Anak cenderung menjadi bosan, karena sudah mengerti dengan materi dan merasa kurang tertantang sehingga bakat tersebut yang tidak diarahkan dengan baik lama-lama bisa menghilang. Jadi untuk mempertahankan bakat sehingga anak tersebut dari kecil sampai dewasa terus berkembang diperlukan adanya pengarahan dan dukungan penuh
·         Evi: Bagaimana terapi yang bisa diberikan bagi anak yang memiliki IQ tinggi namun prestasi belajar di sekolahnya menurun?

            Anak yang berbakat seperti itu termasuk ke dalam kategori underarchiever gifted, dimana individu gifted yang mencapai hasil belajar di bawah potensi intelegensi yang dimilikinya. Menurut hasil penelitian, hal tersebut disebabkan rasa rendah diri anak yang terlalu besar, kurangnya percaya diri, kurang ulet dan gigih, kurang mengarahkan kegiatan dan aktivitas pada sasaran yang dituju.
            Cara untuk meningkatkan prestasi belajarnya adalah dengan menggali informasi dahulu mengenai anak tersebut. Misalnya untuk anak gifted namun kurang ulet dan gigih sehingga hasil belajarnya kurang optimal, maka peran guru dan orang tua untuk meningkatkan konsentrasi anak tersebut sehingga lebih fokus pada saat menghadapi ujian dan mengerjakan soal

·         Sulastri: Apakah kleptomania termasuk ke dalam anak berkebutuhan khusus? Bagaimana cara menghadapi anak yang kleptomania?

                        Kleptomania merupakan salah satu gangguan kejiwaan, yang membuat penderitanya tidak bisa menahan diri untuk mencuri. Motif dari klepto ini bukan karena kebutuhan dan ketidakmampuan, tapi keinginan untuk memiliki barang yang dimiliki oleh orang lain.
            Cara menghadapi kleptomania adalah dengan memberitahukan bahwa tindakannya itu salah dan merugikan orang lain. Menggunakan metode pendekatan interpesonal kepada orang tersebut bahwa yang dilakukannya adalah salah dan memberikan efek empati. Seorang kleptomania diposisikan bisa berempati apabila kejadiannya menimpa dirinya. Dengan pendekatan secara interpersonal tersebut diharapkan pelan-pelan bisa menyadari bahwa tindakannya tidak baik, bukan hanya untuk dirinya sendiri tapi juga untuk orang lain.
·         Rina: Bagaimana cara menghadapi anak yang setiap hari dikelas selalu tidur pada setiap mata pelajaran namun prestasi belajar dikelas bagus?

            Ada banyak faktor yang menyebabkan anak menyukai tidur dikelas. Diantaranya anak tersebut bisa jadi anak yang pintar, karena ia merasa sudah mampu dan paham terlebih dahulu dari teman-temannya lalu dia memilih untuk tidur. Kemungkinan lainnya anak tersebut termasuk anak yang autis, sehingga mempunyai dunia sendiri dan memilih untuk melakukan apapun yang ia sukai.
            Sebagai seorang guru, untuk menghadapi anak tersebut cara yang paling tepat adalah mengidentifikasi dulu apa persoalannya sehingga ia tidak pernah memperhatikan pelajaran dan memilih untuk tidur. Setelah mengetahui masalahnya, lalu melakukan pendekatan interpersonal dengan anak bahwa mendengarkan penjelasan guru anak tersebut bisa mmeperoleh nilai yang lebih baik. Namun apabila anak tersebut termasuk gifted dengan intelegensi diatas normal, sebaiknya dimasukkan ke dalam kelas akselarasi sehingga anak tersbut lebih termotivasi dan tertantang untuk belajar.

·         Wirsal: Pada masa sekolah, Krisdayanti dan Susi Susanti tidak terlalu pintar dan memiliki IQ yang normal, namun Krisdayanti menyukai dan bagus dalam tarik suara. Susi Susanti bagus dalam bermain badminton. Apa mereka bisa dikategorikan anak yang berbakat? Bagaimana guru khusus menangani hal-hal tersebut?

            Anak yang dikategorikan ke dalam gifted, bukan hanya anak yang memiliki kecerdasan intelegensi diatas 140, tapi juga termasuk anak yang dari kecil sudah memiliki bakat dalam bidang seni dan olahraga. Ciri-ciri IQ diatas 140 ditemukan pada anak yang berbakat dalam bidang intelegensi (kemampuan kognitif), sementara untuk anak berbakat dalam bidang seni dan olahraga bisa diukur dari kemampuannya yang cerdas dalam bidang tersebut padahal belum dilatih terlalu intens. Jika mengacu pada teori intelegensi majemuk menurut Gardner, Susi Susanti termasuk ke dalam intelegensi kinestetis-ragawi dan Krisdayanti termasuk ke dalam intelegensi musik.
            Sebagai seorang guru, untuk menghadapi anak berbakat adalah menyalurkan bakat mereka. Mengarahkan agar bakat tersebut terus bisa berkembang sampai dewasa dan yang terpenting tetap memperhatikan kognitif mereka agar tetap berada pada keadaan normal.

·         Puryati: apakah kesusilaan/watak itu bisa dibentuk?  Bagaimana mengenal dan mengidentifikasi anak yang memiliki kesulitan belajar di kelas sedangkan anak tersebut diam saja dikelas yang beragam?
            Watak atau karakter seorang anak dapat dibentuk oleh orang tua, guru dan lingkungannya. Usia produktif untuk membentuk pribadi anak adalah pada usia 0 – 5 tahun, dimana anak tersebut akan terbentuk menjadi pribadi yang mencontohkan orang-orang disekitarnya. Pada usia tersebut anak ibarat kertas putih yang bisa ditulis dan dibentuk oleh orang-orang terdekat dengannya. Namun, seiring berjalannya waktu orang tua hanya mempunyai sedikit andil untuk membentuk karakter anak, karena anak tersebut telah terpengaruh dari berbagai macam hal (lingkungan). Untuk orang dewasa, karakter memang sulit diubah, ibarat melukis diatas air tapi semuanya masih mungkin bisa berubah selama orang tersebut mempunyai komitmen ke arah yang lebih baik. Proses perubahan karakter merupakan proses panjang, sehingga diperlukan long-life learned.
            Untuk mengidentifikasi seorang yang mengalami kesulitan belajar adalah dengan melihat nilai hasil belajar anak tersebut. Apabila nilainya selalu dibawah rata-rata pada suatu pelajaran tertentu, maka anak tersebut mengalami kesulitan belajar pada suatu bidang pelajaran. Strategi yang dilakukan untuk anak yang mengalami kemampuan belajar adalah: Perhatikan kebutuhan anak penderita gangguan belajar saat memberi pelajaran; Menyediakan akomodasi untuk kajian dan penugasan; Membuat modifikasi; Membuat tingkatan keterampilan organisasi dan belajar;   Menggunakan strategi tesebut bukan berarti melebihkan anak penderita gangguan belajar, namun strategi tersebut dimaksudkan untuk menyeimbangkan kebutuhan antara anak yang mempunyai masalah belajar dengan yang normal.



C.  REFLEKSI
       Anak berkebutuhan khusus merupakan anak yang perlu diperhatikan secara khusus dalam mendapatkan pelayanan pendidikan. Mereka tentunya mesti dipandang sama dengan anak seusianya, walaupun dalam beberapa aspek perkembangan mereka mengalami kendala/gangguan, entah gangguan yang bersifat tetap maupun gangguan yang mungkin hanya bersifat sementara.
       Hemat saya peran pendidikan inklusif sangat penting dilaksanakan di seluruh daerah di Indonesia. Tanpa pendidikan khusus ini (inklusif), para pendidik akan mengalami kesulitan yang sangat besar untuk mendampingi anak-anak yang berkebutuhan khusus yang mengenyam pendidikan di kelas reguler bersama siswa lain yang berkembang normal dan cepat. Memang kadang hal ini akan membawa bias bahwa terkesan semacam adanya pemisahan dalam cara mendidik dan memberikan pengetahuan kepada siswa. Akan tetapi hal ini mutlak perlu untuk anak-anak berkebutuhan khusus.
       Saya pribadi sangat mendukung kalau anak berkebutuhan khusus mengenyam pendidikan khusus pula. Kalau mereka dimasukkan ke dalam kelas reguler mungkin akan mengalami masalah dan mereka pun akan semakin tertinggal bila dibandingkan dengan siswa lainnya. Bisa saja anak berkebutuhan khusus mengenyam pendidikan di kelas reguler bersama teman-teman yang lainnya yang berkembang normal, tetapi itu diandaikan pihak sekolah juga menyiapkan waktu khusus untuk pendampingan khusus buat mereka di luar jam pelajaran reguler. Itu pun mesti terlaksana dalam kategori yang jelas oleh guru yang berkompeten dalam bidang pendampingan anak-anak berkebutuhan khusus. Misalnya kelas anak-anak yang mengalami gangguan pendengaran ditempatkan dalam satu kelas khusus dan diberi pelajaran tambahan oleh guru khusus yang berkompeten mendampingi siswa dengan gangguan pendengaran. Demikianpun untuk kelompok anak yang mengalami gangguan-gangguan lainnya.


Nama              : Alfonsus Sam
No.induk        : 7816110450

Tidak ada komentar: