RESUME
PERKULIAHAN ORIENTASI
BARU DALAM PSIKOLOGI PENDIDIKAN
HARI, TANGGAL : Kamis, 9
Pebruari 2012 JAM : 10.15-12.15
TOPIK : Motivation RUANG : 403
A.
SUMMARY
MATERI
Ada banyak
definisi tentang motivasi individu. Secara umum, motivasi dipahami sebagai
suatu dorongan internal, atau suatu situasi psikologis manusia yang menunjukkan
suatu keinginan, semangat untuk bertindak atau melakukan sesuatu. Sederhananya,
motivasi dilihat sebagai sesuatu yang menyebabkan orang bertindak atau
melakukan sesuatu.
Motivasi terdiri
dari dua bentuk yakni motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi
instrinsik merupakan motivasi (keinginan) yang timbul dari dalam diri siswa
(individu), sedangkan motivasi ekstrinsik ialah motivasi yang muncul dari
sesuatu di luar diri siswa.
Dalam konteks
teori belajar kognitif, motivasi terkait dengan
keyakinan, harapan dan kebutuhan, kemungkinan dan pemahaman siswa. Dalam konteks teori humanisme, motivasi mengisyaratkan
hubungan yang baik antara guru dan murid, serta suasana kelas yang kondusif.
Sedangkan dalam konteks teori belajar behaviorisme, motivasi erat kaitannya
dengan konsep kontiguity, konsep reinforcement, punishment dan modelling.
Ada banyak
teori tentang motivasi. Di antaranya ialah Teori Maslow, teori Herzberg, teori
McClellend, teori Vroom, dan teori equaty dan pencapaian tujuan. Semuanya
bermuara pada pemahaman bahwa motivasi selalu berkaitan dengan kehendak atau
keinginan individu untuk melakukan sesuatu.
Menurut Teori Humanistis, ada beberapa cara memotivasi siswa, yakni memperlakukan siswa sebagai manusia, lalu sebagai anak didik; Hargai dan
hormati anak didik tanpa syarat ( unconditioned positive regards); Ciptakan suasana kelas yang nyaman; Pertimbangankan untuk penyelenggaraan proses pembelajaran
dari perspektif siswa .
Dalam konteks pembelajaran,
motivasi selalu dikaitkan dengan prestasi belajar siswa. Prestasi belajar akan
tercapai dan maksimal bila siswa memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar. Selain
berkaitan dengan prestasi belajar, motivasi juga dapat dilihat sebagai salah
satu komponen sosial yang amat erat berhubungan dengan konteks sosial budaya,
motif sosial, hubungan sosial dan konteks sosiokultural.
B.
ISU
DALAM DISKUSI
·
Pengertian motivasi
bertolak belakang dengan contoh. Sebagaimana diketahui bahwa motivasi lebih
dipahami sebagai dorongan internal. Lalu ada contoh bahwa pemberian hadiah bagi
peserta didik merupakan salah satu bentuk motivasi ekstrinsik. Tidakkah hal ini
bertolak belakang dengan pengertian motivasi? (Alfonsus Sam)
Motivasi
pada dasarnya merupakan suatu dorongan dari dalam diri seseorang. Motivasi
dikehendaki berasal dari diri siswa sendiri. Namun ini tidak cukup,
bagaimanapun juga sangat dibutuhkan motivasi dari luar diri siswa. Hadiah
disebut sebagai motivasi karena memang dengan hadiah yang dijanjikan anak didik
akan termotivasi untuk belajar. Memang agak susah membedakannya dengan
penguatan, karena motivasi dan penguatan dapat dibaca dalam satu kesatuan yang
saling berkaitan. Penguatan juga bahkan merupakan bentuk dari motivasi
eksternal.
·
Ada anak didik yang
agak sulit untuk dimotivasi agar belajar dengan giat. Bagaimanakah upaya yang
bisa ditempuh guru dalam menumbuhkan motivasi intrinsik anak seperti itu?
(Dityas)
Belajar
pada teori humanisme, kita dapat menemukan beberapa upaya/usaha untuk membangun
motivasi intrinsik siswa, seperti:
F Perlakukan siswa pertama-tama dan paling utama sebagai
manusia, lalu sebagai anak didik.
F Hargai dan hormatilah hak dan kewajiban anak tanpa
syarat.
F Ciptakan suasana kelas yang nyaman.
F Pertimbangkan untuk proses pembelajaran dari perspektif
siswa.
·
Variabel-variabel
apa sajakah yang menjadi tanda seorang anak termotivasi dalam belajar? (Evi
Sofia)
Ada banyak variabel (indikator) yang
menjadi tanda seorang anak termotivasi dalam belajar, di antaranya:
F Faktor inteligensi
F Faktor lingkugan sosial
F Faktor keluarga
F Minat anak itu sendiri
F Peran guru dalam membangkitkan minat dan memotivasi siswa
F Peran guru khusus untuk memberikan pendampingan khusus
terhadap siswa sesuai dengan perkembangannya.
·
Masukkan dari Pak
Asep:
F Istilah motivasi secara sederhana dapat dipahami sebagai
sesuatu yang menyebabkan orang bertindak atau melakukan sesuatu. Atau juga
suatu situasi psikologis yang menunjukkan suatu keinginan, semangat, untuk
melakukan sesuatu.
F Motivasi dibedakan atas dua yakni motivasi intrinsik yang
mengarahkan seseorang belajar demi belajar; dan motivasi ekstrinsik, yang
mengarahkan seseorang bahwa belajar bukan demi belajar tetapi demi ijazah,
nilai ulangan, nilai ujian, dan lain-lain. Selain dua motivasi tersebut, ada
satu motivasi yang kandungan kebenarannya susah ditebak, yang berwujud
keikhlasan. Motivasi ini hanyalah bisa diketahui oleh Dia Yang Maha Tahu.
F Banyak hasil penelitian menunjukkan bahwa ada korelasi
sangat signifikan dan positif antara motivasi belajar dan prestasi belajar
peserta didik. Siswa yang belajar dengan mengedepankan motivasi intrinsik,
cendrung lebih berprestasi bila dibandingkan dengan siswa yang mengedepankan
motivasi belajar ekstrinsik. Selain itu ditemukan bahwa motivasi selalu
bersifat dinamis.
F Ada beberapa indikator penanda motivasi seseorang: durasi
motivasi, frekuensi motivasi, presestensi (ketekunan), ketabahan dan ulet,
devosi dan pengorbanan untuk mencapai tujuan, tigkat aspirasi yang hendak
dicapai, tingkat kualifikasi produk yang dihasilkan dari kegiatan, dan arah
sikap terhadap sasaran kegiatan.
F Teori-teori motivasi terdiri dari behavioral motivation,
humanistic motivation, cognitif motivation, dan socio-cultural motivation.
F Beberapa tindakan praktis memotivasi siswa dalam belajar:
*
Perlakukan murid
sebagai manusia lalu anak didik.
*
Membangun relasi
yang kuat antara guru dengan murid.
*
Pertimbangkan untuk
menyelenggarakan proses pembelajaran dari perspektif siswa.
*
Hargailah dan
hormatilah hak dan kewajiban siswa.
*
Menciptakan situasi
kelas yang kondusif.
C.
REFLEKSI
Motivasi
mutlak perlu dalam proses belajar dan perkembangan manusia. Saya pribadi
melihat motivasi semacam roh yang mempengaruhi segala aspek kehidupan manusia.
Dengan perkataan lain, motivasi merupakan landasan bagi seseorang untuk
melakukan, berpikir, dan bertindak sesuai dengan kesadaran dirinya sebagai
manusia.
Motivasi
sendiri dibedakan menjadi motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Hemat
saya walaupun ada pembedaan antara model atau bentuk motivasi seorang individu
tetap mengarah pada perkembangan individu itu sendiri berdasarkan motivasinya
sendiri. Boleh jadi, motivasi dari luar (ekstrinsik) hanyalah sebagai pendorong
untuk menumbuhkan motivasi intrinsik siswa. Hal inilah yang mungkin membebankan
guru di sekolah dalam usaha mendampingi anak-anak agar termotivasi untuk
belajar.
Mungkin harus
diakui bahwa sekarang ini, sangat sedikit sekali pebelajar yang memiliki
motivasi intrinsik dalam belajar. Saya berasumsi bahwa hal ini disebabkan oleh
globalisasi dan juga sistem dalam pendidikan itu sendiri. Pengaruh globalisasi
yang menjanjikan banyak pesona, justru menjadi motivasi bagi pebelajar untuk
belajar.
Dalam
kaitannya dengan sistem, sistem pendidikan seakan-akan memaksa pebelajar untuk belajar
demi tujuan tertentu, buka demi belajar itu sendiri. Iming-iming nilai bagus, sekadar
lulus UN, dan lain-lain. Guru di sekolah menengah dan sekolah dasar, bahkaan
dosen di perguruan tinggi selalu menekankan hal ini. para pebelajar (khususnya
di pendidikan dasar dan menengah) dipaksa untuk menguasai banyak materi dengan
orientasi utama untuk lulus dalam ujian akhir (Ujian Nasional). Akibatnya, para
pebelajar selalu dihantui oleh rasa takut menghadapi ujian akhir tersebut.
Bukan tidak mungkin pada gilirannya pebelajar akan kehilangan motivasi
intrinsik.
Memang, untuk
mengubah pola dan sistem pendidikan seperti ini tidaklah semudah
membolak-balikkan telapak tangan. Perlu upaya keras semua pihak yang
berkepentingan di dalamnya. Sumbangan dari paham humanisme menaruh harapan
besar agar mengubah sistem pendidikan yang terlalu menekankan motivasi
ekstrinsik dalam pembelajaran. Semoga.
Nama : Alfonsus Sam
No.induk : 7816110450
Tidak ada komentar:
Posting Komentar